Jack Ma

Senin 04-01-2021,05:40 WIB

Padahal Jack Ma berjanji akan selalu hadir. Bahkan ia terlihat sangat menikmati acara itu. Sesuai dengan jiwanya.

Baru sekarang mereka tahu: ada masalah yang lebih besar dari benua Afrika yang dihadapi Jack Ma.

Di tahun sebelumnya, 2019, peserta acara itu 10.000 pengusaha muda. Jack Ma menjadi salah satu juri tingkat final.

Pemenangnya adalah pengusaha muda yang menamakan usahanya Lifebank. Yakni membuat pelayanan pengadaan darah untuk seluruh negara dengan Apps. Lewat Apps itu orang yang perlu donasi darah bisa langsung terhubung dengan pendonor atau pusat donor darah.

Dia seorang wanita dari Nigeria.

Pemenang keduanya adalah dari Mesir. Yang membuat perusahaan riset berbasis Apps. Ia mengoordinasikan para ilmuwan yang mengalami kesulitan mengembangkan risetnya.

Sedang pemenang ketiganya adalah seorang gadis 25 tahun dari Rwanda. Dia bergerak dalam pelayanan air bersih ke berbagai daerah.

Para finalis, 10 orang, begitu bangga bisa tampil di depan Jack Ma. Mereka dengan antusias menceritakan bagaimana membangun bisnis sejak nol. Bahkan tiga finalis bisa diskusi satu meja dengan Jack Ma.

Jack Ma pun tampak begitu terharu melihat masa depan anak muda Afrika. Bahkan ia sempat ikut naik panggung. Yakni ketika penyanyi rapp terkemuka dari Prancis, Yaolow, menghibur malam final itu. Dengan syair lagu "Saya mau jadi Jack Ma. Kita mau jadi Ma Yun." yang di-rap-kan.

Jack Ma pun –nama aslinya Ma Yun– semula hanya bergoyang di tempat duduknya di tempat penjurian. Lalu naik panggung. Ikut goyang rap di final itu.

Rasanya itulah kebahagiaan terakhir Jack Ma. Ia tampak bahagia sekali.

Setelah itu pandemi melanda dunia. Setelah itu ia terlibat perencanaan besar ekspansi gila-gilaan. Setelah itu ia pusing akibat izin go public yang tidak bisa keluar.

Setelah itu ia hilang. Atau menghilang. Sampai sekarang.

Jack Ma bukan Guo Wen Gui. Ia juga bukan Fan Bingbing.

Kita ingin tahu kelak: siapa Jack Ma. (*)

Tags :
Kategori :

Terkait