Tidak Ditawari Pakai Ambulans, Jenazah Bayi Dibawa Pulang Pakai Sepeda Motor

Selasa 29-12-2020,06:00 WIB

Nasib nahas menimpa pasangan suami istri (pasutri), Muhammad Jaenal Amin (24) dan Nurjanah (21). Anak pertamanya yang baru sehari lahir meninggal dunia, setelah mendapat perawatan di RSI PKU Muhammadiyah Singkil, Adiwerna, Kabupaten Tegal.

Ironisnya, saat hendak dibawa pulang ke rumah duka, menurut penuturan orang tua pasien, pihak rumah sakit tidak memberikan tawaran menggunakan ambulans. Sehingga, jenazah bayi laki-laki itupun dibawa orang tuanya dengan sepeda motor sekitar pukul 03.00 WIB.

”Digendong naik motor sama kakak saya. Saya tidak ditawari naik mobil ambulans. Mungkin karena saya dari keluarga tidak mampu,” tutur Muhammad Jaenal Amin, ayah sang bayi, saat ditemui di rumahnya Desa Adiwerna RT 04 RW 01 Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal, Senin (28/12).

Amin menceritakan peristiwa itu berawal pada 18 Desember sekitar pukul 11.00 WIB. Istrinya dirawat di RSI PKU Muhammadiyah Singkil, setelah sebelumnya mendapat rujukan dari Puskesmas Adiwerna.

Setelah menginap semalam, istrinya melahirkan seorang bayi laki-laki, Sabtu (19/12), sekitar pukul 16.40 WIB. Kemudian keesokan harinya, istrinya dipersilakan pulang, namun sang bayi tetap ditinggal di rumah sakit.

Selanjutnya, Minggu (20/12) malam, mendadak dia mendapat kabar dari pihak rumah sakit, jika kondisi anaknya kritis. Tanpa menunggu lama, Amin langsung menuju ke ruangan tempat anaknya dirawat.

Dia kaget saat berada di ruangan, wajah anak pertamanya itu sudah membiru. Amin pun tak kuasa melihat kondisi anak pertamanya itu. ”Sekitar jam setengah satu malam, Senin (21/12) dinihari, saya dikabari jika anak saya meninggal dunia.” 

Dalam kondisi panik dan sedih, Amin kemudian menanyakan kepada pihak rumah sakit kenapa anaknya meninggal dunia. Kala itu, pihak rumah sakit hanya menjelaskan jika sang bayi meninggal, karena ada cairan ketuban di paru-parunya dan jantungnya.

Disinyalir, air ketuban dalam kandungan ibu bayi pecah.”Pihak rumah sakit cuma menjelaskan itu saja. Tidak menjelaskan kenapa ada luka di pinggang anak saya,” ujarnya.

Parahnya lagi, lanjut Amin, dini hari itu juga pihak rumah sakit meminta agar jenazah bayi langsung dibawa pulang. Bahkan, pihak rumah sakit juga meminta uang jaminan sebesar Rp4 juta, karena BPJS Kesehatan belum diproses.

Namun, setelah dinegosiasi, Amin hanya mampu menyerahkan uang jaminan sebesar Rp500 ribu dan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (KTP-el). Namun, uang itu akhirnya dikembalikan lagi, setelah BPJS Kesehatan sudah diproses.

”Jenazah bayi langsung kami bawa pulang sekitar jam tiga pagi. Tubuh bayi sudah pakai kain,” ucapnya.

Sementara, saat bayi dimandikan sebelum dimakamkan, ada yang melihat di tubuh bayi terdapat luka. Tepatnya di pinggang samping. Kemudian di tangan kanan juga terdapat lebam.

Padahal, saat baru lahir, tubuh bayi terlihat normal tanpa luka. Amin mengaku sempat melihat anaknya itu ketika masih dirawat di inkubator. ”Lukanya diketahui oleh Pak Lebe yang memandikan jenazah anak saya,” ucapnya.

Istrinya, papar Amin, juga mengaku tidak melihat ada luka di tubuh anaknya. Saat baru melahirkan, dia sempat melihat tubuh anaknya dan yakin jika anaknya normal.

Tags :
Kategori :

Terkait