Sudah Sampai Singapura, Indonesia Harus Siap-siap Hadapi Supercovid yang Lebih Cepat Menular

Sabtu 26-12-2020,10:20 WIB

Strain baru COVID-19 telah terdeteksi di Singapura. Indonesia pun harus siap menangkal supercovid yang diklaim 70 persen lebih cepat menular.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin telah menginstruksikan jajarannya segera mengkaji kemunculan mutasi COVID-19 tersebut.

“Kami sudah dengar berita tersebut. Yang kami lakukan adalah minta para ahli di Kementerian Kesehatan untuk mempelajari strain (baru ini) karena harus dilakukan kajian secara scientific,” katanya saat kunjungan ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) didampingi Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono, Jumat (25/12).

Untuk itu diberharap agar masyarakat dan seluruh elemen untuk tidak dengan mudah menolak atau menerima berita tersebut. Semua harus dipastikan secara scientific.

“Karena ini adalah sifatnya sangat teknis biologis, saya sudah minta teman-teman untuk segera berkonsultasi ke ahli biologi kedokteran untuk bisa memastikan apa yang sebenarnya terjadi,” lanjutnya.

Terkait potensi peningkatan kasus COVID-19 paska libur Natal daan Tahun Baru, Budi Gunadi mengatakan harus memperbanyak jumlah perawat. Sedangkan untuk ruangan tidak perlu dikhawatirkan.

"Di rumah sakit tempatnya ada. Tinggal kita tambah. Ada potensi bisa tambah 100 bed tambahan. Yang critical bukan ruang, tapi perawat," katanya.

Ditegaskannya, jumlah ruangan dan dokter di kebanyakan rumah sakit masih cukup untuk menangani penambahan kasus. Bahkan rumah sakit juga masih bisa menambah kapasitas hingga 100 tempat tidur.

Namun yang menjadi masalah justru jumlah perawat yang tidak memadai. Untuk itu pihaknya tengah berupaya meningkat jumlah perawat untuk mengiringi penambahan kapasitas rumah sakit.

Pada kesempatan yang sama, Wamenkes Dante Saksono menyebut saat ini para tim ahli dari Kementerian Kesehatan tengah mempelajari varian tersebut. Namun, yang terpenting sebenarnya membangun komunikasi positif untuk membuat orang-orang jauh lebih peduli terhadap kondisi di tengah pandemi ini.

"Memang ada varian baru, sedang kita pelajari dan kita akan membantu tim untuk mempelajari kajian ini. Tapi yang paling penting, teman-teman membantu kita semua untuk melakukan komunikasi yang positif tadi," jelasnya.

Terpisah anggota Komisi IX DPR Sigit Sosiantomo pesimistis Menkes Budi Gunadi dapat menangani pandemi COVID-19 dengan baik. Terlebih dia tidak memiliki latar belakang di bidang kesehatan.

"Dalam kondisi darurat seperti ini, seharusnya Presiden menunjuk orang yang tepat untuk menduduki kursi menkes. Sebagai bankir, Pak Budi cukup berpengalaman dalam hal manajerial. Tapi soal penanganan COVID-19, tidak cuma butuh keahlian manajerial, tapi harus memiliki kemampuan dan keahlian di bidang kesehatan secara menyeluruh. Apalagi ini menyangkut nyawa anak bangsa. Seharusnya Presiden lebih bijak dalam menempatkan seseorang dalam posisi strategis," katanya.

Dia khawatir, penunjukan Budi Gunadi akan menimbulkan rasa ketidakpercayaan masyarakat atas penanganan pandemi. Pemilihan Menkes non-tenaga kesehatan justru semakin membuat ketidakjelasan sikap pemerintah dalam mengatasi melonjaknya pasien COVID-19.

"Ketidakjelasan sikap pemerintah ini akan berdampak multidimensi, khususnya dalam sektor transportasi, di mana pada pergantian tahun ini akan terjadi lonjakan pergerakan manusia dan barang," ujar politisi PKS ini.

Tags :
Kategori :

Terkait