Curah hujan yang tinggi belakangan ini membuat ruas jalur Pantura Pemalang rusak. Kerusakan yang timbul berupa lubang jalan dengan kedalaman dan lebar bervariatif, serta lapisan aspal yang mulai mengelupas.
Kondisi tersebut akan lebih membahayakan terutama saat turun hujan ataupun malam hari dengan keadaan lampu penerangan terbatas. Pengendara yang melintas di jalur pantura ini pun mesti bersabar dan hati-hati.
"Kita mengimbau pengendara terutama sepeda motor untuk berhati-hati apalagi saat kondisi hujan. Kurangi kecepatan karena banyak lubang di jalan," kata Kanit Laka Polres Pemalang Iptu Nuryadi, Senin (21/12).
Menurut Nuryadi, petugas pengelola jalan kini tengah melakukan penambalan di beberapa ruas yang rusak. Seperti di jalur lingkar utara di ruas MT Haryono Pemalang. Pengendara juga diminta mewaspadai adanya aktivitas pekerjaan tersebut.
Sementara itu, Pejabat Pembuat Komitmen 1.2 Provinsi Jawa Tengah Jodi Pujiadi Hutomo menjelaskan, cuaca ekstrim yang berlangsung sejak November menjadi penyebab utama timbulnya lubang jalan.
"Untuk jenis aspal memang potensi rusaknya lebih tinggi jika dibandingkan perkerasan beton, karena daya rekat aspal akan berkurang akibat terkena air terus menerus di musim hujan, ditambah lagi frekuensi dan tonasi kendaraan yang melintas di pantura cukup tinggi," katanya.
Dari catatannya, untuk wilayah Pemalang- Gringsing kini masih ditemukan 203 lubang yang harus ditangani per 20 Desember kemarin. Total penanganan lubang yang telah dilakukan sejak bulan Januari 2020 sebanyak 5.493 lubang.
"Untuk kejar target kita terjunkan 3 tim sapu lubang yang menangani lubang-lubang tersebut dengan patching modul (penambalan)," sambungnya.
Dari 3 tim yang diterjunkan tersebut, menurutnya, 1 tim khusus ditempatkan di lokasi lingkup efektif rehabilitasi mayor di Lingkar Pemalang dengan rata-rata penggunaan aspal mencapai 40 ton atau 4 dump truck. (sul/ima)