Amerika Serikat (AS) menyetujui penjualan jet tempur F-15 dan F-18 ke Indonesia. Persetujuan itu disepakati setelah pembicaraan antara pejabat tinggi pertahanan kedua negara selama berbulan-bulan.
Diketahui, Pelaksana tugas Menteri Pertahanan AS Christopher Miller datang ke Jakarta pada Senin dan Selasa kemarin untuk bertemu dengan Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto.
Seperti dikutip dari Nikkei Asian Review, Jumat (11/12), dalam pertemuan tersebut, Miller setuju untuk menjual dua model jet tempur tersebut ke Indonesia. Yakni jet tempur F-15 dan F-18 yang diproduksi oleh perusahaan kedirgantaraan AS McDonnell Douglas dan Boeing.
"Indonesia telah mendorong AS menjual jet tempur F-15, F-18 dan F-35, tapi yang disepakati hanya dua model karena yang ketiga pengirimannya memakan waktu 10 tahun," ujar Direktur Jenderal Strategi Pertahanan di Kementerian Pertahanan Indonesia, Rodon Pedrason.
Rodon mengatakan, Kementerian Pertahanan di bawah Prabowo memiliki rencana besar untuk pengadaan lebih dari 100 jet tempur canggih untuk menambah armada Indonesia saat ini yang berjumlah kurang dari 60. "Kami akan memiliki sekitar 170 jet tempur. Luar biasa," ujarnya.
Untuk mendapatkan semua itu, kata Rodon, dibutuhkan anggaran sekitar USD 9 miliar hingga USD 11 miliar untuk persenjataan baru dan peralatan militer selama 20 tahun ke depan.
"Selain itu, Indonesia juga berencana untuk menerima penawaran pinjaman lunak dari negara-negara seperti Prancis, Turki, China, dan Rusia," ujarnya.
Namun, mengingat kesepakatan untuk jet tempur baru akan memakan waktu yang lama untuk membuahkan hasil, Indonesia berencana untuk membeli pesawat bekas seperti Eurofighter Typhoon, yang dapat dikirimkan lebih cepat. Laporan sebelumnya mengatakan, Prabowo tertarik untuk membeli 15 pesawat semacam itu dari Austria.
"Rencana itu hanya sementara," ucapnya.
"Sangat mendesak bagi kami sekarang untuk memiliki persenjataan yang dapat menyeimbangkan [kekuatan] melawan negara-negara titik merah di dekat kami" katanya.
"Tidak hanya untuk Laut Cina Selatan, tetapi juga sengketa perbatasan Indonesia yang lebih lama dengan negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura" imbuhnya.
Selain itu juga, Kementerian Pertahanan juga berencana membeli model baru pesawat angkut militer Hercules, C130J dan C130H, yang diproduksi oleh Lockheed Martin, serta lebih banyak kapal selam dan kapal patroli.
"Kementerian berniat melatih hingga 300 pilot jet tempur dan sekitar 100 pilot untuk Hercules selama dua tahun ke depan," pungkasnya. (der/zul/fin)