Peristiwa berdarah mewarnai gelaran Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Sumatera Utara. Tepatnya di Dusun II Desa Banua Sibohou, Kecamatan Namohalu Esiwa, Nias Utara, Sumatera Utara, seorang ibu tega membunuh ketiga putranya yang masih balita dengan cara digorok.
Ketiga korban adalah YL (5), SL (4), dan DL (2), sedangkan pelaku sekaligus ibu kandung mereka yaitu MT (30).
Paur Humas Polres Nias Aiptu Yadsen Hulu menjelaskan, kejadian terungkap pada Rabu (9/12) sepulang suami pelaku atau ayah para korban, Nofedi Lahagu alias Ama Fina dari Tempat Pemungutan Suara (TPS).
“Sebelum kejadian, sekitar pukul 09.30 WIB, Nofedi Lahagu pergi ke TPS II Desa Banua Sibohou, untuk memilih bupati dan wakil bupati Nias Utara, bersama putri sulungnya SL serta orang tua atau kakek nenek korban, Faomambòwò Lahagu alias Ama Oti, dan ibunya Setiani Zega alias Ina Oti,” ujar Yadsen kepada wartawan, Kamis (10/12).
Saat itu, kata Yadsen, MT tidak ikut karena menjaga ketiga anak mereka. Dan rombongan yang ke TPS sempat pamitan ke MT. Jarak TPS dari tempat kejadian sekira 5 Km dari rumah mereka yang ada di pedalaman.
“Rumah mereka masuk ke pedalaman dan hanya terdapat beberapa rumah, jarak tiap rumah berjauhan,” lanjutnya dikutip dari Pojoksatu.
Dan beberapa jam kemudian, sekira pukul 13.30 WIB, Faomambòwò, Setiani, dan SL tiba di rumah. Sementara, Nofedi masih tinggal di TPS.
Alangkah kagetnya mereka, begitu membuka pintu, mereka menyaksikan ketiga korban YL, SL, dan DL dalam keadaan bersimbah darah dan tidak bernafas lagi. Mereka juga melihat bagian leher ketiga korban sudah robek. Sementara, MT tampak tidur telentang di samping korban dengan memegang sebilah parang.
Semua syok dan histeris, lalu SL menelepon ayahnya dan memberitahukan kejadian itu lalu warga menelepon pihak kepolisian. Dan, pukul 16.00 WIB, Nofedi akhirnya tiba di rumah.
“Personel Polsek Tuhemberua mendapat informasi telah terjadinya peristiwa pembunuhan itu pada pukul 17.00 WIB,” jelas Yadsen.
Mendapatkan laporan itu, Kapolsek Tuhemberua AKP Ibe J Harefa bersama Kasat Reskrim Polres Nias AKP Junisar R Silalahi bersama personelnya langsung menuju tempat kejadian.
Sampai di TKP, petugas langsung mengamankan MT dan meminta keterangan dari para saksi dan menyita barang bukti sebilang parang.
Petugas mengevakuasi ketiga korban ke RSUD Gunungsitoli untuk dilakukan visum et repertum.
“MT sudah diperiksa. Dari pemeriksaan awal itu, MT mengakui perbuatannya dengan alasan karena himpitan ekonomi,” jelas Yadsen.
Hingga saat ini, polisi masih terus menggali keterangan MT hingga tega menghabisi ketiga korban yang merupakan darah dagingnya sendiri.(nin/pojoksumut/ima)