Ada Dua Versi Berbeda Antara FPI dan Polisi, IPW Desak Dibentuk Pencari Fakta

Senin 07-12-2020,20:29 WIB

Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane mendesak agar segera dibentuk tim pencari fakta independen.

Tujuannya, tidak lain untuk mencari tahu dan mengungkap fakta yang sebenarnya atas insiden baku hantam yang terjadi antara aparat dengan Front Pembela Islam (FPI). 

Menurutnya, polisi dan FPI memiliki versi berbeda terkait enam pengawal Habib Rizieq Shihab yang ditembak mati di Tol Jakarta-Cikampek, Senin (7/12) dini hari.

Versi polisi, anggota FPI itu lebih dulu melakukan perlawanan dan menyerang petugas dengan tembakan dan senjata tajam.

Sedangkan versi FPI, rombongan HRS lebih dulu diserang sekelompok orang berpakaian sipil.

Sehingga mereka mengira akan dirampok di tengah jalan tol oleh orang tak dikenal (OTK).

Hal itu tentu membuat publik bingung dalam mencari kejelasan dan fakta terkait peristiwa tersebut.

Menurut Neta dalam keterangan tertulisnya mengungkap, ada sejumlah pertanyaan dalam peristiwa ini.

Pertama, jika benar FPI mempunyai laskar khusus yang bersenjata, kenapa Baintelkam tidak tahu.

“Dan tidak melakukan deteksi dan antisipasi dini serta tidak melakukan operasi persuasif untuk melumpuhkannya,” ujar Neta dikutip dari Pojoksatu.

Kedua, apakah pengadangan rombongan HRS yang dilakukan polisi sudah sesuai SOP.

“Mengingat polisi mengadang mengenakan mobil dan pakaian preman,” sambungnya. (pojoksatu/ima)

Tags :
Kategori :

Terkait