Sedikitnya belasan hektare lahan persawahan dan sejumlah permukiman di Desa Lengkong (dukuh) dan Desa Glonggong Kecamatan Wanasari tergenang banjir. Hal tersebut disebabkan debit air Sungai Pemali yang meningkat sehingga limpas ke permukiman dan persawahan.
Camat Wanasari Nuridin mengatakan, dari pantauan di lapangan bersama forkopimcam, ada dua desa yakni Desa Lengkong dan Desa Glonggong yang terkena limpasan akibat debit air Sungai Pemali yang meningkat. Air tersebut, kata dia, masuk ke permukiman dan persawahan lewat saluran pembuangan dari permukiman ke Sungai Pemali.
"Saluran ini tadinya pembuangan dari permukiman ke sungai. Tapi, debit air yang tinggi di Sungai Pemali mengakibatkan air dari sungai berbalik ke permukiman dan rembes ke perumahan warga," ujarnya, Kamis (3/12) saat dikonfirmasi melalui sambungan telpon genggamnya.
Dijelaskannya, ada dua titik saluran irigasi pembuangan air di Desa Lengkong yang bocor atau rembes. Sehingga, mengakibatkan air dari Sungai Pemali yang saat ini mengalami peningkatan debit mengalir ke pemukiman penduduk desa setempat.
"Ketinggian air yang masuk ke permukiman kurang lebih mencapai 10-20 centimeter. Tepatnya di RT 02 RW 03 dan RT 01 RW 01," jelasnya.
Sementara di Desa Glonggong, akibat tidak berfungsinya pintu air di RW 3 dan RW 4 berakibat menggenangi sedikitnya 10 hektare lahan persawahan dan pemukiman, serta 5 hektare areal sawah dan pemukiman di RW 1 Desa Lengkong (dukuh) yang tergenang akibat rembesan debit air dari Sungai Pemali.
"Saat ini kami terus memantau kondisi debit air di Sungai Pemali. Dan kami mengimbau kepada masyarakat untuk selalu waspasa, sebab intensitas curah hujan beberapa hari terakhir cukup tinggi," pungkasnya. (ded/ima)