Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 menyatakan peningkatan kasus aktif COVID-19 sangat berpotensi mendorong penularan yang lebih besar.
"Kasus aktif yang tinggi berpotensi meningkatkan multiplier effect. Yaitu penularan yang lebih tinggi. Utamanya jika masyarakat mengabaikan protokol kesehatan 3M (Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak)," kata Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito di Graha BNPB Jakarta, Rabu (2/12).
Menurutnya, terjadi peningkatan kasus positif 19,8 persen pada 22-29 November 2020. "Saya minta masyarakat patuh protokol kesehatan. Satgas memahami bahwa masyarakat sudah mulai lelah menghadapi pandemi ini. Namun, kita tidak boleh kalah. COVID-19 belum berakhir," imbuhnya.
Artinya, masih ada cara lainnya untuk tetap produktif dengan kebiasaan baru. Yakni memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak selama melakukan aktivitas.
"Berdasarkan data yang Satgas dapatkan dari Kementerian Kesehatan pada satu minggu terakhir, terjadi kenaikan kasus cukup besar. Angkanya mencapai 19,8 persen. Awalnya 30.555 kasus di minggu lalu menjadi 36.600 pada pekan ini," paparnya.
Wiku menegaskan pandemi COVID-19 masih ada di seluruh provinsi di Indonesia. "Sekali lagi, Covid ini tidak mengenal umur, tidak kenal orang. Cepat atau lambat jika lengah, maka orang tersebut akan menjadi penderita selanjutnya. Kita tidak boleh kalah. Tetap jaga semangat untuk memutus rantai penularan Covid-19," pungkas Wiku. (rh/zul/fin)