Proyek pembangunan jalur pipa gas ruas Cirebon-Semarang (Cisem) yang sampai hari ini belum menemui titik terang mendapat sorotan dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Saat pertemuan terakhir dengan Ganjar bulan Agustus 2020 lalu, pihak terkait menyepakati bisa memulai proyek pada akhir September 2020.
Gubernur mengakui, pembangunan infrastruktur gas sangat penting untuk mendukung pengembangan kawasan industri di wilayah Jawa Tengah. Ia berharap pembangunan infrastruktur gas menjadi prioritas.
"Infrastruktur gas penting dan harus menjadi prioritas. Gas kita banyak dan melimpah tetapi belum digunakan. Harapan saya bisa secepatnya menggunakan energi gas yang relatif ramah lingkungan," kata Ganjar saat menjadi narasumber dalam webinar bertema Kontribusi Kawasan Industri bagi Perekonomian Nasional dan Daerah: Kondisi Kawasan Industri dan Kendala Regulasi dan Operasional yang dihadapi Pemerintah Daerah, di Rumah Dinas Puri Gedeh, Rabu (25/11/2020) sore.
"Cisem itu kemarin Komisi VII datang, BPH Migas datang, Rekind datang, terus PT Gas janji September akhir dan saya minta maju tidak bisa. Tapi sampai hari ini belum ada tanda-tanda apa pun. Itu perlu digaspol juga," katanya.
Sementara itu, terkait kontribusi kawasan industri, Ganjar mengatakan dampak nyata yang terlihat adalah tingginya serapan tenaga kerja. Dari data tahun 2016 sampai triwulan I, II, dan III tahun 2020, serapan tenaga kerja sangat besar. Serapan ini penting karena menjadi salah satu strategi untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan pendapatan masyarakat.
"Realisasi investasi PMA kami juga bagus, paling tinggi Batang dan Jepara masing-masing 35 persen. Jepara ini cukup agresif dan saya sempat was-was karena tukang ukir ingin berubah menjadi buruh. Bupati sudah saya minta segera ambil sikap, khususnya industri furniture harus kita protect. PMDN kita juga lebih besar, tertinggi ada di Kabupaten Tegal, lalu Kota Semarang dan Grobogan," jelas Ganjar.
Ganjar menambahkan, kebijakan Pemprov Jateng ingin membuka kawasan industri baru sekaligus rintisan pertanian yang terintegrasi. Kemudian mendorong pengembangan kawasan industri di daerah penyangga.
Tidak hanya itu, kolaborasi dengan kawasan industri yang sudah ada, baik di Jateng maupun di daerah lain juga akan dilakukan untuk meningkatkan daya saing global.
"Kenapa pertanian kami masukkan karena kami ingin dorong agar lahan bisa menjadi bagus dan produktivitas pertanian meningkat dan lumbung pangan terjaga. Kami juga ingin industri kecil mendapatkan tempat dan mengembangkan industri masa depan yang ramah lingkungan atau yang bisa melengkapi industri masa depan yang ramah lingkungan," katanya.
Sementara itu, pembangunan kawasan industri di Brebes juga masih masuk dalam rencana prioritas Jawa Tengah. Saat ini Ganjar masih menunggu jawaban dari pemerintah pusat agar Kawasan Industri Brebes masuk dalam prioritas nasional.
"Kita butuh kecepatan untuk ini. Harapannya ini menjadi proyek strategis nasional tapi sampai hari ini belum keluar suratnya. Harapan saya dari Kemenperindag datang untuk mewakili agar percepatan ini tidak hanya menjadi slogan saja," ungkap Ganjar. (*/ima)