Waduk Cacaban Ditutup Setahun

Senin 23-11-2020,05:40 WIB

Objek Wisata Waduk Cacaban di Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal ditutup total. Penutupan akan berlangsung hingga 2021 mendatang.

"Untuk sementara, waduk cacaban ditutup selama enam bulan. Mulai ditutup, Sabtu (21/11) lalu. Berarti nanti sampai tahun depan," kata Plt Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Porpar) Kabupaten Tegal, Suharinto, kemarin.

Dia mengungkapkan, penutupan itu karena ada agenda remidial atau rehabilitasi secara menyeluruh di Waduk Cacaban. Rehab dilakukan oleh Kementrian PUPR dengan nilai anggaran Rp40 miliar. Adapun sumber pendanaannya dari bantuan Bank Dunia.

"Waduknya akan diperbaiki supaya lebih indah lagi," ujarnya.

Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali-Juana Dirjen Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Muhammad Adek Rizal, sebelumnya mengatakan, perbaikan juga bertujuan untuk meningkatkan fungsi operasional dan keselamatan Waduk Cacaban.

Rehabilitasi Waduk Cacaban sendiri masuk dalam skala prioritas dari Proyek Peningkatan Operasional dan Keselamatan Bendungan Tahap 2 atau Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP2).

Penataan ulang kawasan bendungan itu akan dilakukan di dua lokasi. Yaitu di tubuh bendungan, dan penataan kawasan di sekitar bendungan. Selain itu, juga dilakukan perbaikan pada spillway dan pengerukan sedimen.

“Jadi, selain memiliki fungsi pencadangan air di musim kemarau dan memberikan manfaat pada petani dan pelaku usaha lainnya, keberadaan bendungan juga menyimpan potensi bahaya yang sangat besar,” ujarnya.

Menurut dia, pekerjaan remedial Waduk Cacaban harus segera dilakukan, karena usia sudah sangat tua. Yakni sekitar 62 tahun sejak pertama kalinya beroperasi di tahun 1958. Selain itu, nantinya, ada pemanfaatan lahan yang tidak sesuai peruntukannya. Terutama di bagian tubuh bendungan yang berada di pintu satu, yaitu aktifitas pariwisata.

"Dengan begitu, dalam revitalisasi pada tubuh bendungan, juga harus mensterilkan dari berbaga aktifitas. Seperti pariwisata dan merelokasinya ke tempat lain yang lebih aman," tutupnya. (yer/zul)

Tags :
Kategori :

Terkait