Warga Dukuh Jumbleng Desa Binangun Kecamatan Mrebet dan Desa Bumisari Kecamatan Bojongsari tak menduga akan diterjang angin ribut. Bencana, Jumat (13/11) kemarin, itu menyebabkan 42 rumah warga rusak, yakni 35 unit rusak ringan, sedang 6 unit, dan rusak berat satu unit rumah.
Tak hanya kerusakan rumah warga, ada juga sejumlah pohon tumbang, namun tidak menyebabkan korban jiwa. Kerugian sementara ditaksir mencapai 65 juta.
Kepala Pelaksana Badan Penanganan Bencana Daerah (BPBD) Purbalingga, Muchmammad Umar Faozi melalui Kasi Kedaruratan dan Logistik, Muhsoni menjelaskan, tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu. Kebanyakan rumah mengalami rusak ringan.
“Kerusakan didominasi atap rumah dan ada juga padamnya aliran listrik PLN karena terkena pohon tumbang,” tuturnya, kemarin.
Soni mengungkapkan, saat ini para korban sudah menerima bantuan awal dari pemerintah yang diserahkan melalui BPBD Purbalingga. Pihaknya kembali mengingatkan agar rumah yang dekat dengan tebing dan pohon besar, selalu waspada bahaya bencana.
Sementara itu, pihaknya tetap mengidentifikasi adanya potensi bahaya lain selain bencana tanah longsor dan angin ribut, yaitu banjir. Warga masyarakat yang menempati pemukiman sangat dekat dengan aliran sungai agar meningkatkan kewaspadaan. BPBD Purbalingga mencatat, sebanyak 36 desa di 11 kecamatan, rawan bencana banjir.
“Dari prakiraan lembaga terkait, potensi banjir di awal penghujan ini belum signifikan,” tambahnya.
Namun, meski sudah diantisipasi, bencana alam banjir tersebut tidak bisa dipastikan atau sulit diprediksi. Karenanya, masyarakat diminta meningkatkan kewaspadaan dan menjaga komunikasi melalui peralatan komunikasi apapun.
“Masyarakat diminta waspada dan peka terhadap perubahan lingkungan sekitar saat hujan turun dengan intensitas tinggi. Tanda- tanda spesifik banjir tidak bisa diprediksi langsung terjadi bencana, namun butuh kewaspadaan dan segera antisipasi dengan menghindar,” tegasnya. (amr/zul)