Jika setiap orang yang mengeluarkan kritik ditangkap dan dipolisikan. Maka sistem demokrasi di Indonesia, sudah tidak berjalan dengan baik.
Hal ini seperti disampaikan Rektor Universitas Ibnu Chaldun Musni Umar membalas pernyataan Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Ali Mochtar Ngabalin soal permintaan ke polisi untuk ikut menangkap Refly Harun dan Ustaz Waloni.
“Ini sudah politik bumi hangus siapa yang mengeritik dilaporkan ke aparat dan diminta untuk ditangkap. Pada hal dalam negara demokrasi wajar ada kritik,” kata Musni di akun Twitternya, Selasa (27/10) dikutip dari Fajar.
Sebelumnya, Ali Mochtar Ngabalin memberikan apresiasi kepada Polri yang telah menangkap Sugi Nur Raharja atau Gus Nur terkait dugaan penghinaan dan pencemaran nama baik terhadap Nahdatul Ulama (NU) di Youtube.
“Sugi selamat datang di Hotel Prodeo. mulutmu adalah harimau kau, tahukah kau wahai Sugi semua org memberi apresiasi pada Bareskrim Polri kita,” ujar Ngabalin dikutip dari akun Instagram resminya, Senin (26/10).
Ngabalin berharap, Polri juga bisa menangkap Refly Harun selaku pemilik kanal YouTube dan Ustad Muhammad Yahya Waloni yang kerap memberikan kritik keras kepada pemerintah.
“Kami juga mendoakan agar sahabatmu Waloni dan Refly bisa nyusul kau. biar kalian tahu inilah demokrasi, pancasila azas negeri ini,” kata Ngabalin.
Ngabalin berharap agar Sugi Nur bisa berhenti menyebar kebencian di media sosial. Agar kerukunan bangsa bisa terjaga. (msn/fajar/ima)