Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Organisasi Papua Merdeka (OPM), Sebby Sambom mengungkapkan fakta yang sangat mengejutkan. Sebby mengakui jual beli senapan serbu dari aparat kepada TNPNPB bukanlah hal yang baru.
Pengakuan itupun mengungkap adanya dugaan jual beli senjata antara aparat dengan kelompok bersenjata di Papua yang selama ini dicurigai sejumlah pihak.
“Itu bukan baru. Dari dahulu. Kan, sudah biasa beli,” kata Sebby sebagaimana dikutip dari jpnn.com, Senin (26/10) kemarin.
Bahkan, dirinya mengaku pernah membeli senapan serbu yang dikirim langsung dari Jakarta. “Saya pernah buat. Saya datangkan pakai Hercules dari Jakarta. Itu kami mendatangkan dari Jakarta,” ungkapnya.
Hanya saja, aktivitas tersebut mulai terhenti setelah pemasok senapan dibunuh. “Teman saya yang bisa suplai mereka sudah bunuh. Jadi bisa saya bongkar,” ujar dia.
Sebelumnya Kapolda Papua Irjen Polisi Paulus Waterpauw mengungkapkan bahwa tim gabungan TNI dan Polri telah mengagalkan jual beli senapan serbu di Nabire.
Menurut Waterpauw, jual beli senjata itu melibatkan seorang oknum polisi anggota Brigade Mobil alias Brimob.
“Memang benar tim gabungan berhasil mengagalkan jual beli senjata api yang melibatkan anggota Brimob, yakni Bripka JH dan saat ini sudah ditahan di Jayapura,” kata zia di Jayapura, Papua, Jumat (23/10).
Mantan wakil kepala Badan Intelijen Keamanan (Baintelkam) Polri itu menambahkan, informasi tentang jual beli senjata api sudah lama terendus.
Oleh karena itu Waterpauw sedang mendalami kasus tersebut, termasuk kemungkinan senapan serbu itu dipakai untuk memperkuat kelompok bersenjata.
“Dari pengakuan rekannya yang menjadi perantara sudah enam kali terjadi aktivitas jual beli senjata api,” kata Waterpauw. (jpnn/zul)