Ricuh, Ratusan Massa Robohkan Pagar Kantor DPRD, Pendidikan Demokrasi di Sekolah Diusulkan

Rabu 07-10-2020,21:06 WIB

Demonstrasi penolakan UU Cipta Kerja di 
di depan Gedung DPRD Jawa Tengah, Rabu (7/10) berakhir ricuh. Ratusan massa sempat merobohkan pagar kantor DPRD.

Kemudian terjadi aksi lempar yang berakhir dengan pembubaran dari aparat Kepolisian. Massa membubarkan diri dengan berhamburan ke arah kampus Pascasarjana Undip dan Simpang Lima.

Menanggapi hal ini,  Anggota Komisi A DPRD Jawa Tengah Masrukhan Samsurie, menyayangkan kericuhan yang terjadi saat itu. 

Dia mengaku langsung menuju lokasi kejadian begitu mendengar kabar demo berakhir ricuh. Menurutnya, hal semacam ini harusnya dapat dihindari.

"Ya kami menyayangkan sampai terjadi ricuh seperti ini. Begitu dapat kabar, saya langsung ke lokasi, untuk lihat kondisinya," kata Masrukhan seperti dikutip dari Kantor Berita RMOLJateng.

Lebih jauh, dia menekankan perlu adanya pendidikan demokrasi yang baik bagi masyarakat. Menurutnya, dalam negara demokrasi, aspirasi itu perlu disalurkan.

"Tapi ya caranya yang baik. Jangan sampai merusak, apalagi sampai jatuh korban luka-luka. Kan kita sendiri yang rugi," katanya.

Masrukhan menilai, pendidikan demokrasi tersebut dapat dituangkan ke dalam pelajaran sekolah. Agar, generasi penerus bangsa dapat memahami bagaimana menyampaikan aspirasi tanpa harus ada kericuhan.

"Kan bisa masuk ke pendidikan moral. Biar yang muda-muda adik-adik kita bisa sampaikan aspirasi mereka dengan cara yang baik," ucapnya. (rmol.id/ima)

Tags :
Kategori :

Terkait