Pemerintah belum memutuskan batasan harga untuk tes usap (swab test) COVID-19 bagi masyarakat. Hingga saat ini, pemerintah masih melakukan kajian terkait hal tersebut.
"Jadi harga swab test berkisar antara Rp493 ribu sampai Rp797 ribu. Namun, ini masih dikaji terus oleh pemerintah. Kita ingin memastikan harga swab betul-betul dapat terjangkau oleh masyarakat yang membutuhkan," ujar Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito di Jakarta, Kamis (1/10).
Sebelumnya Ketua Satgas Penanganan COVID-19, Letjen TNI Doni Monardo mengatakan sudah menerima estimasi harga untuk sekali melakukan tes usap dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Yakni Rp439 ribu per spesimen untuk kontraktual pemerintah. Sedangkan tes swab mandiri Rp797 ribu.
Wiku menegaskan belum ada kepastian mengenai batas atas maupun batas bawah harga tes usap. "Sehingga toleransi yang terjadi secara keseluruhan itu nanti akan diumumkan kepada publik setelah semua kajian selesai," jelasnya.
Ahli mikrobiologi Universitas Indonesia, Pratiwi Pujilestari Sudarmono, mengatakan RT-PCR membutuhkan biaya lebih banyak. Karena menggunakan mesin khusus dan alat pendukung (kit).
Tes swab PCR dilakukan dengan dua tahap. Yakni virus yang ada di dalam sel manusia harus diekstraksi. Setelah keluar dari sel, virus akan dideteksi apakah SARS-CoV-2 atau bukan.
Seiring dengan perkembangan teknologi, dua tahapan itu dikerjakan dengan menggunakan mesin yang dibuat di pabrik untuk mengurangi tingkat kesalahan. Namun, kit dan mesin harus selaras.
"Kit untuk PCR memang mahal. Sebab kit membuat pengetesan menjadi otomatis. Harga alat juga mahal. Karena dirakit di luar negeri dan tidak ada pabrik yang memiliki kapasitas membuat kit PCR di Indonesia," kata Pratiwi.
Selain itu, petugas yang mengambil sampel swab harus menggunakan alat pelindung diri (APD). Kemudian, sarana pembuangan limbah swab juga menambah biaya RT-PCR.
"Limbah swab berbahaya. Sehingga tidak boleh dibuang sembarangan," paparnya.
Karena itu, masyarakat diimbau untuk selalu menjaga diri dan keluarga dari penularan COVID-19. Penerapan 3M (Memakai Masker, Mencuci Tangan , Menjaga Jarak), lanjutnya, harus terus dilakukan. Sebelum vaksin ditemukan, 3M dinilai efektif untuk mencegah terjadinya penularan. (rh/zul/fin)