Angka positivity rate atau rasio kasus positif virus corona (Covid-19) di Kota Magelang pada pekan terakhir September 2020 masih tergolong kecil sekitar 1,1 persen. Angka ini jauh berbeda dengan positivity rate (RT) nasional sebesar 15,43 persen.
Tidak hanya itu, Kota Magelang juga menjadi peringkat pertama se-Jawa Tengah dengan persentase tertinggi menggelar test PCR.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Magelang, dr Majid Rohmawanto mengatakan dari segi jumlah kasus positif Covid-19, Kota Magelang memang menempati kedua terbawah di Jawa Tengah. Namun, untuk optimalisasi test, Majid mengklaim Kota Sejuta Bunga menempati urutan teratas.
"Standar WHO test PCR minimal tiap pekan di Kota Magelang 122 spesimen. Sementara kita tiap minggunya selalu lebih dari 100 persen. Minggu ke-36, 37, dan 38 misalnya, rata per pekan kita mampu mengambil 150 spesimen. Artinya, kita selalu di atas standar WHO," kata Majid saat ditemui, Rabu (30/9).
Dengan capaian tersebut, Kota Magelang diyakini menempati urutan teratas pengetesan terhadap warganya. Menurut Majid, pengambilan sampel terus digencarkan tidak hanya menyasar kontak erat saja, tetapi masyarakat rentan seperti lanjut usia (lansia), ibu hamil, dan penderita kormobid.
"Dari jumlah itu, yang dominan positif masih lansia. Karena tiap kali kita tes masyarakat usia 45 tahun ke atas jumlahnya sekitar 40 persen dari total kasus positif yang ditemukan," ujarnya.
Demikian halnya dengan persentase kematian terhadap pasien positif cukup tinggi mencapai 8 persen. Menurut Majid, sebagian besar kasus meninggal dunia ini adalah lansia dan punya kormobid.
"Untuk itu mulai Oktober ini kita mulai sasar, lebih dititikberatkan terhadap lansia dan mereka yang mengidap kormobid seperti hipertensi dan gula. Akan mulai kita data dan langsung gelar test terhadap masyarakat rentan ini," ucapnya.
Majid menyebutkan, dengan bertambahnya sasaran peserta test swab, maka risiko kenaikan positif rate dimungkinkan akan terjadi. Nantinya, tiap pekan sebanyak 200 spesimen akan dikirimkan.
"Risikonya ya jumlah kasus positif pasti akan naik. Tapi kan indikatornya bukan kasus positifnya berapa, melainkan RT-nya ini tinggi atau rendah. Yang bagus itu di bawah 5 persen RT-nya, sesuai standar WHO, sedangkan kita masih 1,1 persen," tandasnya.
Hingga 29 September 2020, kasus positif Covid-19 di Kota Magelang tercatat 179 kasus. Jumlah itu terdiri dari 135 orang sembuh, 21 orang dirawat, 9 isolasi, dan 14 meninggal dunia. Kemudian kasus probable 9 orang dan seluruhnya meninggal dunia. Sementara untuk kasus kematian global menjadi 33 orang. (wid/zul)