Isu kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI) gaya baru rupanya ditentang oleh Pimpinan Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor Ponorogo KH Hasan Abdullah Sahal.
Menurut Kiai Sahal, komunis berarti kafir karena atheis dan tidak mempercayai adanya tuhan.
“Komunis berarti atheis, dan atheis berarti kafir. Nah, masalahnya kita menghadapi orang kafir atau menghadapi kekafiran. Itu pekerjaan kita. Jadi pekerjaan kita menghadapi kekafiran dan menghadapi orang kafir,” tutur Kiai Sahal dalam focus group discussion daring Pusat Kajian dan Analisis Data (PKAD) yang diunggah ke YouTube, Senin (28/9).
Dikutip dari JPNN, Kiai Sahal menambahkan, tidak ada PKI gaya baru. Menurutnya, kafir sudah ada sejak zaman nabi.
“Jadi enggak ada PKI gaya baru itu, sama saja. Kafir ya tetap kafir. Itu pelajaran SD sampai jadi mahasiswa harus mengatakan begitu. Orang yang tidak percaya Tuhan itu namanya kafir,” tuturnya.
“Kita tinggal mengatakan kalau dunia ini enggak ada orang kafir ya neraka enggak ada isinya,” cetusnya.
Kiai Sahal menilai, fenomena yang terjadi saat ini sama dengan masa lalu, yakni adanya intimidasi, infiltrasi dan intervensi makin kuat. Oleh karena itu, Kiai Sahal menegaskan bahwa umat Islam bertanggungjawab untuk membenahi hal tersebut.
Alumnus Universitas Islam Madinah al-Munawwarah itu pun mewanti-wanti agar tidak ada pemurtadan di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya maupun pertahanan dan keamanan.
“Jangan menerima permurtadan ini,” tegasnya.
Kiai Sahal juga mengkritisi soal urusan politik, ekonomi dan keamanan yang mengalahkan amanat mencerdaskan kehidupan bangsa.
“Amanat kemerdekaan ke mana?” sambungnya. (jpnn/fajar/ima)