Waspadai Cuaca Ektrem, Bahkan Fenomena Hujan Es di Sejumlah Daerah

Kamis 24-09-2020,09:40 WIB

Sementara di Kabupaten Cirebon misalnya, sedikitnya dua orang luka ringan setelah angin puting beliung disertai hujan dengan intensitas tinggi terjadi di Desa Karangmalang, Kecamatan Karangsembung pukul 14.40 WIB.

Berdasarkan laporan dari BPBD Kabupaten Cirebon, bencana yang juga dipicu oleh faktor cuaca tersebut juga berdampak pada 33 KK/48 jiwa. Adapun sebanyak 25 unit rumah dilaporkan rusak ringan (RR) atas peristiwa tersebut. BPBD Kabupaten Cirebon telah melakukan kaji cepat dan berkoordinasi dengan instansi terkait serta membantu percepatan penanganan dampak bencana tersebut.

Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati mengatakan, hujan dengan intensitas tinggi memicu banjir dan tanah longsor di wilayah Aceh Barat Daya, Provinsi Aceh, pada Rabu (23/9) pukul 17.23 WIB. Struktur tanah yang labil juga menjadi pemicu terjadinya tanah longsor.

Laporan sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Barat Daya menyebutkan enam kecamatan terdampak, yakni Blangpidie (Desa Mata Le dan Alu Mangota), Kecamatan Susoh (Padang Baru dan Pulau Kayu), Kecamatan Tangan Tangan (Gunung Cut).

Selanjutnya Padang Kawa dan Blang Padang), Kecamatan Manggeng (Tokoh I dan Padang), Kecamatan Lembah Sabil (Tokoh II) dan Kecamatan Babahrot (Gunung Samarinda). Total desa terdampak sebanyak 11 desa pada 6 kecamatan tersebut.

Pantauan sementara beberapa rumah warga terendam dengan ketinggian muka air 30 hingga 50 cm. Dampak lain yaitu longsoran yang menutup akses jalan nasional di Desa Gunung Samarinda.

Merespon kejadian ini, tim reaksi cepat (TRC) BPBD Aceh Barat Daya menuju titik-titik terdampak dan melakukan kaji cepat. Pemerintah daerah setempat juga menurunkan alat berat untuk membersihkan material tanah longsor di Desa Gunung Samarinda.

”BNPB terus memonitor perkembangan penanganan darurat dan melakukan koordinasi dengan Pusat Pengendali Operasi BPBD Kabupaten Aceh Barat Daya,” jelas Raditya Jati dalam keterangan tertulis yang diterima Fajar Indonesia Network (FIN).

Aceh Barat Daya termasuk kabupaten memiliki tingkat risiko bahaya banjir dengan kategori sedang hingga tinggi. Teridentifikasi 9 kecamatan seluas 30.980 hektare yang memiliki potensi bahaya tersebut, sedangkan populasi terpapar dengan potensi bahaya banjir sebanyak 71.453 jiwa.

Sedangkan tanah longsor, kabupaten ini juga memiliki tingkat risiko dengan kategori sedang hingga tinggi yang teridentifikasi di 8 kecamatan. Jumlah populasi terpapar potensi bahaya tanah longsor sebanyak 6.860 jiwa.

Sementara itu, berdasarkan peringatan dini cuaca tiga hari ke depan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan wilayah Aceh termasuk salah satu wilayah yang perlu diwaspadai. Hujan lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang berpotensi terjadi pada 23 hingga 25 September 2020.

”Masyarakat setempat diimbau untuk selalu waspada terhadap potensi bahaya banjir dan tanah longsor, khususnya di tengah pandemi Covid-19. Di samping dua potensi bahaya tersebut, masyarakt perlu mewaspadai potensi bahaya lainnya seperti banjir bandang, gempa bumi dan tsunami,” pungkas Raditya Jati.

Deputi Bidang Pencegahan BNPB Lilik Kurniawan menambahkan bahwa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tingkat provinsi, kabupaten dan kota untuk melakukan langkah-langkah kesiapsiagaan. Lilik berharap pemerintah daerah untuk melakukan koordinasi secara berkala dengan dinas terkait dan aparatur kabupaten dan kota di daerah setempat.

Ia berharap pemerintah daerah untuk melakukan monitoring terhadap informasi peringatan dini cuaca dan potensi ancaman bencana melalui beberapa situs dari Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) serta BNPB.

”Melakukan penyebarluasan informasi peringatan dini bahaya banjir, banjir bandang dan tanah longsor kepada masyarakat, khususnya yang bermukim di wilayah yang berisiko tinggi,” ujar Lilik melalui surat yang dikirimkan kepada 27 kepala pelaksana badan penanggulangan bencana di tingkat provinsi pada Rabu (23/9) kemarin.

Langkah selanjutnya untuk meningkatkan kesiapsiagaan dengan melakukan sosialisasi dan edukasi terkait potensi pencegahan banjir, banjir bandang dan tanah longsor dengan media elektronik dan media sosial, khususnya di tengah pandemi Covid-19.

Tags :
Kategori :

Terkait