Dari rangkaian panjang masalah tersebut, Adri memandang Nadiem tidak mampu menganalisis masalah pendidikan secara menyeluruh, dan tidak mampu mengantisipasi masalah-masalah yang akan terjadi berikutnya.
Seperti misalnya, kebijakan membebaskan sekolah menggunakan dana BOS untuk menggaji guru, alih-alih memperhatikan perekonomian di lingkungan pendidikan dengan membebaskan sekolah menggunakan dana BOS sesukanya, justru Dana BOS malah menjadi bancakan oknum-oknum di dunia pendidikan.
"Dan ini juga tidak menjadi perhatian serius oleh kemendikbud. Nadiem sebagai menteri kemendikbud hanya menekan kinerja guru di sekolah berbasis laporan foto, tanpa memperhatikan dampak secara menyeluruh di dalam maupun di luar sekolah sebagai akibat dari kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh kemendikbud," ungkapnya.
"Maka dari itu, Nadiem seharusnya fokus saja pada penanggulangan masalah seputar pendidikan, perhatikan bagaimana nasib siswa dan guru ekskul pasca pandemik, bukan malah menghapus sejarah yang seharusnya juga dipelajari oleh menteri," demikian Adri Zulpianto menutup. (rmol.id/ima)