Jurubicara Presiden, Fadjroel Rachman yang lebih terkesan sebagai seorang buzzer menuai banyak respons publik. Anggapan ini berawal dari cuitan Fadjroel yang banyak dikomentari miring netizen.
Bahkan sepanjang Republik Indonesia mempunyai jurubicara, Fadjroel bisa dianggap sebagai seorang jurubicara presiden terburuk. Hal itu disampaikan analis sosial politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun, Selasa (15/9).
Ubedillah menanggapi pernyataan, "Memang susah sih nih orang, enggak bisa kerja, maunya ribut aja.", yang disampaikan Fadjroel di akun Twitter @fadjroel_ pada Minggu (13/9) lalu.
"Ini kesekian kalinya Fadjroel Rachman melakukan kesalahan komunikasi sebagai Jurubicara Presiden. Setelah sebelumnya ditegur oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno karena salah ngomong soal mudik Lebaran, salah bicara influencer ujung tombak demokrasi digital, dan lain-lain," ujar Ubedilah Badrun kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (15/9).
Ubedilah yang mengaku telah membaca cuitan Fadjroel tersebut menilai narasi yang muncul tidak pantas disampaikan oleh seorang Jurubicara Presiden.
"Saya membacanya malu dan miris. Malu sekaligus miris karena sekelas Jurubicara Presiden narasinya mirip buzzer, tanpa data, kalimatnya tidak jelas subjek predikat objeknya, dan cenderung provokatif menciptakan narasi permusuhan di antara warganet karena sarat tafsir," papar Ubedilah.
Dengan demikian, Ubedilah menilai bahwa Fadjroel akan menjadi seorang Jurubicara Presiden terburuk sepanjang sejarah negeri ini.
"Sepanjang catatan saya, ini catatan terburuk seorang Jurubicara Presiden sepanjang sejarah Republik Indonesia ini memiliki Jurubicara Presiden. Saya khawatir ini menjadi catatan sejarah terburuk Jurubicara Presiden abad ini," pungkas Ubedilah. (rmol/zul)