Sepucuk surat dari orang terkaya di Indonesia, Robert Budi Hartono diunggah pengusaha kondang, Peter F Gontha ke akunnya di Instagramnya. Surat dari Bos Djarum itu ditujukan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Isinya adalah masukan dari Budi Hartono untuk Presiden Jokowi, terkait rencana Gubernur DKI Anies Baswedan menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ketat lagi mulai, Senin (14/9) besok.
“Surat Budi Hartono Orang terkaya di Indonesia kepada Presiden RI SEPTEMBER, 2020,” tulis Peter melalui akun petergontha di Instagram, Sabtu (12/9).
Peter dalam unggahannya juga menyertakan sejumlah foto surat dari Budi Hartono. Surat bertanggal 11 September 2020 itu berisi pandangan pemilik Bank Central Asia (BCA) tersebut tentang rencana Anies kembali menerapkan PSBB ketat.
“Menurut kami, keputusan untuk memberlakukan PSBB kembali itu tidak tepat,” tulis Budi.
Lebih lanjut pengusaha kelahiran 28 April 1940 itu juga memaparkan argumennya. Budi menganggap PSBB di DKI terbukti tak efektif dalam menurunkan pertumbuhan angka infeksi.
“Meskipun Pemerintah DKI Jakarta telah melakukan PSBB tingkat pertumbuhan infeksi masih naik,” sambungnya.
Selain itu, Budi menyebut rumah sakit di DKI Jakarta tetap akan mencapai kapasitas maksimal dengan atau tanpa PSBB. Penyebabnya ialah tidak maksimalnya pemerintah pusat ataupun pemda dalam menyiapkan isolasi mandiri untuk menangani lonjakan kasus.
Karenanya, Budi menyodorkan sejumlah usul. Satu, Budi mengusulkan penegakan sanksi terhadap masyarakat yang tidak berdisiplin menerapkan protokol kesehatan di era new normal.
Dua, Budi meminta pemerintah pusat dan pemda bersama-sama meningkatkan kapasitas isolasi. Tiga, pemerintah harus melaksanakan tes, isolasi, tracing (pelacakan) dan treatment (pengobatan).
Empat, perekonomian harus tetap terjaga. Harapannya ialah aktivitas masyarakat sebagai motor perekonomian terus menjaga kesinambungan kehidupan hingga pandemi berakhir.
Budi menambahkan, melaksanakan PSBB yang tidak efektif berpotensi melawan keinginan masyarakat yang menghendaki kehidupan new normal. “Masyarakat lebih takut kehilangan pekerjaan dan pendapatan serta kelaparan daripada ancaman penularan Covid-19,” paparnya. (jpnn/zul)