Puluhan massa yang tergabung dalam Aliansi Pembela Tanah Air (APETA) menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Kota Tegal pada Sabtu (12/9) sore.
Dalam aksinya, mereka menolak adanya Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) di Kota Tegal.
Koordinator Aksi Imam Kharomain mengatakan, satu-satunya aksi menyelamatkan Indonesia dengan solusi di saat kondisi pandemi seperti ini hanyalah persatuan dan kesatuan dari semua elemen masyarakat guna memberi dukungan yang kuat kepada pemerintah.
Sikap saling gotong royong dan bahu membahu, bersama-sama dalam rangka membantu pemerintah yang saat ini sedang bekerja keras mengatasi dampak dari pandemi.
"Bukan malah mencemari pikiran rakyat dengan provokasi aksi seolah Indonesia dalam situasi darurat. Sehingga perlu diselamatkan dengan menggalang kekuatan menjadi gerakan yang justru berpotensi memecah belah pendapat di masyarakat hanya karena kepentingan bersyarat," katanya.
Karenanya, kata Imam, pihaknya menolak keras rencana deklarasi atau keberadaan dan segala bentuk langkah-langkah KAMI di Kota Tegal.
Selain itu, juga siap mendukung dan bekerjasama dengan elemen masyarakat untuk menciptakan kondusivitas dan menjaga keutuhan NKRI
"Pernyataan ini kami sampaikan dengan memperhatikan Indonesia saat ini dalam keadaan kondusif, pemerintahan berjalan dengan baik dan Pancasila tetap utuh sebagai dasar negara," tandasnya.
Selain itu, pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo telah dan sedang berupaya meningkatkan perekonomian negara di tengah pandemi Covid-19 dan tantangan lainnya. Sehingga apa yang menjadi tuntutan KAMI tidak berdasar dan tidak jelas.
"Kota Tegal khususnya merupakan kota dengan suasana aman, damai dan tentram yang menjunjung tinggi ideologi negara Indonesia. Kami tidak menginginkan hadirnya gerakan KAMI di Kota Tegal khususnya dan Indonesia tercinta pada umumnya," pungkasnya.
Dalam aksi itu, selain berorasi dan menyatakan sikap, massa juga melakukan aksi teatrikal menolak keberadaan KAMI. (muj/ima)