Di tengah kondisi pandemi Covid-19 peran perguruan tinggi dan mahasiswa diharapkan dapat memberikan tantangan dan peluang dalam hal inovasi pembelajaran. Terlebih, mahasiswa bisa menjadi agen perubahan bagi lingkungan sekitarnya.
Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengingatkan, bahwa mahasiswa adalah kelompok elit dalam struktur masyarakat Indonesia. Untuk itu, mahasiswa harus menjadi agen perubahan bagi lingkungannya.
Menurutnya, tidak semua masyarakat dapat berkesempatan mengenyam pendidikan tinggi. Jumlah penduduk Indonesia yang mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan tinggi masih sangat terbatas.
Berdasarkan data Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS-BPS) Februari 2020, dari 137,91 juta penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja, hanya sekitar 14,2 juta atau hanya 10,3 persen yang berkesempatan menikmati pendidikan tinggi.
"Sebagai kelompok elite dalam struktur masyarakat Indonesia, mahasiswa harus menjadi agen perubahan. Jadilah agen yang konsisten untuk terus menyuarakan nilai-nilai nasionalisme, cinta tanah air, patriotisme, dan toleransi," kata Ma'ruf, Senin (7/9) kemarin.
Ma'ruf menekankan kepada seluruh mahasiswa, untuk tetap menjunjung identitas diri sebagai bangsa Indonesia. Sebab, saat ini semua generasi muda dituntut mampu berkompetisi global.
"Identitas lokal tidak boleh dilupakan. Saya mengharapkan mahasiswa dapat mewujudkan semangat nasionalisme tersebut, sehingga sekalipun kita memiliki keunggulan kompetitif secara global, kita tetap berpijak pada ideologi dan kearifan lokal," tuturnya.
Selain itu, Ma'ruf juga juga berpesan, agar para mahasiswa menjadi kaum intelektual yang tidak hanya memahami ilmu pengetahuan dengan baik tetapi juga menjunjung tinggi moralitas sosial. Sebab, keberadaan orang cerdas saja tidak cukup dibutuhkan oleh dunia.
"Dunia tidak akan menjadi lebih baik hanya karena banyaknya orang cerdas. Tetapi dunia akan lebih baik karena moralitas dan kohesi sosial yang baik," ujarnya.
Ma'ruf juga mengajak dunia pendidikan tinggi di tengah situasi pandemi Covid-19 saat ini melakukan jihad melawan dan mengatasi berbagai dampak yang ditimbulkan oleh wabah Covid-19, baik di bidang kesehatan, sosial, maupun ekonomi.
"Saya menaruh harapan besar kepada dunia Pendidikan tinggi untuk mengambil peran lebih besar dalam upaya mencari inovasi dan terobosan yang bisa mempercepat pemulihan kehidupan masyarakat untuk kembali produktif," katanya.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Nizam mengatakan, bahwa inovasi pembelajaran dalam program "Kampus Merdeka" mengarahkan mahasiswa menjadi penggerak transformasi. Apalagi, pandemi Covid-19 telah memberikan tantangan dan peluang dalam hal inovasi pembelajaran.
"Pandemi ini merupakan tantangan yang luar biasa. Satu sisi merupakan bencana yang melanda. Namun di sisi lain justru produktivitas dan kreativitas perguruan tinggi turut meningkat," ujar Nizam.
Nizam menegaskan, bahwa semangat di dalam perguruan tinggi perlu terus dijaga. Sebab, perguruan tinggi menjadi kunci dalam penggerak ekonomi nasional.
"Perguruan tinggi sebagai pencetak sumber daya manusia yang unggul dan pengembangan teknologi tentu menjadi kunci penting dalam menggerakkan ekonomi," pungkasnya. (der/zul/fin)