Pelaksanaan simulasi kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka di Kota Tegal ditinjau langsung Disdikbud Provinsi Jawa Tengah. Tiga sekolah yang melaksanakan KBM tatap muka itu masing-masing SMA Negeri 2, SMK Negeri 2, dan SMA Pius.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Disdikbud Provinsi Jawa Tengah Padmaningrum mengatakan, KBM tatap muka di Kota Tegal berjalan tertib, baik guru maupun kepala sekolah tetap mengawasi semuanya. Siswa yang berada satu kelas melaksanakan pembelajaran dengan baik. Kemudian mereka menerapkan protokol kesehatan (prokes).
Di SMA Negeri 2 Tegal tidak ada kendaraan umum yang dipakai. Siswa yang masuk diantar orang tuanya atau cukup berjalan kaki.
Dari 900 siswa, hanya 100 anak yang masuk. Evaluasi tetap akan dilakukan melalui Cabang Dinas XI Tegal dan melibatkan pihak eksternal. Setiap dua minggu sekali akan dievaluasi.
"Jangan sampai kita membuka tatap muka hanya 30 persen, bahkan lebih 30 persen, itu bisa jadi klaster baru Covid-19. Untuk Jateng, dengan kondisi Covid-19 yang tinggi, kita harus ekstra hati-hati," katanya.
Menurut dia, setelah dievaluasi dan tidak mengalami masalah, KBM tatap muka dilakukan bersamaan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Untuk simulasi tahapan ini di Kota Tegal hanya ada tiga sekolah, yakni SMAN 2, SMKN 2 dan SMA Pius. Jika ingin menambah, sekolah harus melakukan simulasi seperti tiga sekolah ini. Utamanya memiliki izin dari dinas melalui Gubernur Jawa Tengah.
Padmaningrum mengaku belum tahu nantinya sekolah mana saja di Kota Tegal yang akan menyusul melakukan KBM tatap muka. Karena ada syarat khusus, seperti sekolah harus memenuhi standar protokol kesehatan, gugus tugas Covid-19, dan komite sekolah menyetujui, termasuk orang tua.
"Sekolah harus membuat tahapan evaluasi dulu dan melakukan pedoman, baik SDM guru, kurikulum, dan sistem pembelajarannya," ujarnya.
Jika ingin istirahat, para siswa harus tetap berada di dalam kelas. Mereka dipersilakan menyantap bekal dari rumah. Untuk guru yang berdomisili di luar zonasi atau jauh dari sekolah, diminta tidak mengajar secara tatap muka. Sebab, guru yang mengajar adalah mereka yang berada di sekitar sekolah.
Dalam kesempatan itu, Padmaningrum mengingatkan para guru dan siswa tentang mengabaikan prokes saat pandemi Covid-19. Sudah ada contoh tenaga pendidik yang menjadi korban Covid-19, yakni kepala sekolah di Kabupaten Banjarnegara. Dia meninggal dunia karena terpapar Covid-19.
Kemarin dia juga mendapat beberapa laporan, ada sejumlah guru yang terpapar Covid-19. Namun dia tegaskan penularannya bukan di lingkungan sekolah, karena seluruh sekolah baik SD, SMP, SLB, maupun SMA ditutup.
Semua perlu kehati-hatian. Jika nanti dalam simulasi KBM tatap muka terdapat siswa atau guru yang mengarah pada gejala Covid-19, sekolah segera ditutup. "Jika ada yang demam tinggi segera tutup. Laporkan ke provinsi agar guru-gurunya nanti diswab jika tidak ada anggarannya,” ungkapnya.
Sementara, Kepala SMA Negeri 2 Kota Tegal Sri Ningsih mengatakan, sekolahnya sudah siap melakukan KBM tatap muka. Semua syarat dan SOP sudah dipenuhi, termasuk pembentukan gugus tugas sekolah dan mendapat persetujuan orang tua serta komite.
Pelaksanaannya dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. "Kami sudah siap, semua syarat dan SOP sudah kami penuhi. Tidak ada kendala selama proses persiapan," katanya. (mei/wan/zul)