Jawa Tengah mulai melaksanakan simulasi pembelajaran tatap muka, hari ini untuk sejumlah sekolah tingkat SMA/sederajat. Meskipun dengan pemberlakuan ketat protokol kesehatan, siswa menyambut gembira uji coba ini.
Tiga sekolah di Kota Tegal, di antaranya yang melaksanakan simulasi, yakni SMAN 2, SMKN 2 dan SMA Pius dengan maksimal 100 siswa di masing-masing sekolah.
Revalina Anisa Ramadhani, siswi kelas XI IPS 4 SMA Negeri 2 Tegal mengaku senang dengan dimulainya pembelajaran tatap muka. Ia bahkan bersedia bernyanyi di depan kelas untuk menghibur teman-temannya yang juga baru masuk sekolah.
"Iya, rasanya senang sekali bisa sekolah dan bertatap muka lagi. Karena sejak ada Covid-19, pembelajaran dilakukan daring," katanya, Senin (7/9).
Menurutnya, sekolah tatap muka berbeda dengan sistem online. Selain mendapat penjelasan secara detail dan bebas bertanya, ia juga dapat bertemu dan berdiskusi dengan teman-temannya.
"Kalau daring membosankan dan banyak tugas. Bahkan tugasnya sampai menumpuk," lanjutnya.
Hal serupa juga dirasakan Gabriella Stevie Euodia, siswi SMA Pius Kota Tegal, yang sudah merindukan pergi bersekolah. Ia mengaku senang bertemu teman-temannya, meski harus tetap memakai masker dan jaga jarak.
"Senang sekali bisa bertemu teman-teman. Tapi tetap pakai masker dan jaga jarak," tuturnya.
Gebi, sapaan akrabnya, berangkat sekolah diantar oleh kerabatnya. Sesampainya di sekolah, dicek suhu badannya, cuci tangan dan langsung masuk ke ruang kelas dengan tempat duduk yang sudah diatur jaraknya.
"Iya harus pakai protokol kesehatan, karena untuk saling menjaga dari Covid-19. Saya berharap virusnya segera berakhir dan bisa sekolah seperti biasanya," imbuhnya.
Kepala SMA Pius Lidwina menuturkan, pihaknya telah mempersiapkan pembelajaran tatap muka sejak tahun ajaran baru. Sehingga segala kebutuhan untuk penetapan protokol kesehatan telah matang.
"Sarana dan prasarana sudah kami siapkan sejak tahun ajaran baru. Mulai ruangan siswa, guru, ruang isolasi, dan sarana dan prasarana seperti cuci tangan, hand sanitizer, juga alat cek suhu tubuh," ucapnya.
Jumlah siswa yang mengikuti simulasi pembelajaran 100 siswa sesuai aturan dari pemerintah provinsi. Selain itu, tidak ada aktivitas selain pembelajaran yang dimulai pukul 07.00 sampai 11.00 WIB.
"Kantin sekolah tutup. Kami juga kerja sama dengan kelurahan dan pihak terkait untuk mengontrol pedagang yang ada di luar sekolah. Siswa pulang-pergi hanya untuk mereka yang diantar pakai kendaraan pribadi, atau bawa sendiri, dan jalan kaki," jelasnya.
Sementara, Plt Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah Padmaningrum menyampaikan, ada tujuh sekolah di Jawa Tengah yang melaksanakan simulasi pembelajaran tatap muka.