Pernyataan Ketua DPP PDI Perjuangan, Puan Maharani masih memicu komentar beragam. Pernyataan Puan yang mengharapkan Sumatera Barat (Sumbar) menjadi provinsi yang mendukung negara Pancasila dianggap menyinggung dan menyakiti warga Ranah Minang.
Sejumlah pihak dari berbagai latar belakang ramai-ramai mengomentari pernyataan anak Megawati Soekarno Putri itu. Penilaian yang bersifat kritis pun diungkapkan aktivis hak asasi manusia (HAM) asal Papua, Natalius Pigai.
Dia mengatakan apabila pernyataan Puan dikaji secara mendalam dia mendapatkan tiga makna, yang secara tidak langsung menyinggung warga Minang, Sumbar.
"Jika dianalisis, satu, Minang anti pancasila. Dua, Minang jangan mimpi jadi Presiden karena mereka labeli tidak pancasilais. Tiga, bro Fadli Zon harapanmu jadi Presiden sudah ditutup," ucap Pigai dalam akun Twitternya, @NataliusPigai2," Sabtu (5/9) lalu, seperti dikutip dari laman rmol.id.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon berasal dari Sumbar. Di Bukittinggi, dia memiliki Rumah Budaya yang berfungsi sebagai pusat kebudayaan dan pendidikan.
Dari hasil analisisnya tersebut, mantan Komisioner Komnas HAM itu melihat kesamaan kisah dengan apa yang pernah terjadi di negara Jerman saat Hitler berkuasa.
"Mereka kandangkan Minang sebagai parasit negara seperti yang dilakukan Hitler pada Yahudi. Kejam! Kekerasan verbal" demikian Natalius Pigai. (rmol/zul)