Dua ledakan yang melibatkan seorang pelaku bom bunuh diri terjadi di Kota Jolo, Filipina Selatan, Senin (24/8) kemarin. Akibatnya, 11 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka.
Letnan Jenderal Corleto Vinluan mengatakan, sedikitnya lima dari korban tewas dan 18 luka-luka merupakan tentara dan polisi. Sementara 22 orang yang terluka merupakan warga sipil.
"Ledakan pertama yang terjadi di depan Paradise Food Plaza di sebuah desa bernama Walled City di pusat kota Jolo menewaskan lima tentara dan empat warga sipil. Tak berselang lama terjadi ledakan kedua dekat Katedral Our Lady of Mount Carmel hingga menewaskan seorang tentara dan seorang perempuan yang diduga pelaku bom bunuh diri," terang Vinluan, seperti dikutip dari AFP, Senin (24/8).
Penyelidikan awal mengidentifikasi pelaku memasang alat peledak rakitan di sepeda motor. Ledakan itu kemudian merusak dua kendaraan militer yang tengah terparkir di dekatnya.
"Berdasarkan temuan awal, terlihat ada sepeda motor yang terbakar di kawasan itu," kata pihak militer. Besar kemungkinan sepeda motor itu digunakan tersangka pengeboman.
Jenderal Manuel Abu, kepala polisi di Daerah Otonomi Bangsamoro di Muslim Mindanao, termasuk Jolo, mengatakan ledakan pertama mungkin dimaksudkan untuk menarik pihak berwenang ke daerah tersebut.
Aksi bom bunuh diri juga sempat dilakukan di Katedral Our Lady of Mount pada awal tahun lalu hingga menewaskan sedikitnya 23 jemaat yang sedang menjalani Misa.
Sejauh ini belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas ledakan tersebut. Jolo yang berada di Kepulauan Sulu, ujung selatan Filipina telah lama dianggap sebagai wilayah pendudukan dan sarang aktivitas militan.
Kota Jolo termasuk daerah yang kerap dilanda konflik di Filipina. Di wilayah itu, pasukan keamanan yang didukung pemerintah telah lama memerangi kelompok Abu Sayyaf. (der/zul/fin)