Rusia mengkonfirmasi, bahwa vaksin virus corona (covid-19) yang telah disetujui akan diluncurkan secara bertahap untuk orang-orang berisiko tinggi, sebelum vaksinasi massal dimulai pada Oktober.
Pada Selasa 11 Agustus 2020, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan persetujuan vaksin virus korona untuk digunakan. Putin mengklaimnya sebagai yang pertama di dunia, di tengah kekhawatiran yang terus berlanjut dan pertanyaan yang belum terjawab mengenai keamanan dan efektivitasnya.
Berbicara kepada Anderson Cooper dan Dr. Sanjay Gupta dari CNN, Kepala Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF) Kirill Dmietriev mengatakan keamanan adalah inti dari pengembangan vaksin ini.
"Kami tahu teknologinya ampuh dan kami akan mempublikasikan data pada Agustus dan September untuk mendemonstrasikannya," kata Dmietriev, seperti dikutip CNN, Kamis (13/8)
Dikembangkan oleh Gamaleya Institute yang berbasis di Moskow, vaksin tersebut belum melalui uji coba fase tiga. Fase ini sangat penting dan diberikan kepada ribuan orang.
Rusia belum merilis data ilmiah apa pun tentang pengujiannya dan CNN tidak dapat memverifikasi keamanan atau keefektifan vaksin yang diklaim.
"Peluncuran di Rusia akan sangat bertahap. Kami tidak akan memberikannya kepada 10 juta orang besok. Pekerja medis garis depan dan orang-orang yang berisiko tinggi tertular virus korona akan menjadi yang pertama secara sukarela menerima vaksin," ujar Dmietriev.
Menyusul peluncuran massal yang direncanakan di antara orang Rusia pada Oktober, Dmietriev mengatakan vaksin itu akan tersedia untuk negara lain sekitar November. Dia mengklaim, mereka telah menerima pesanan di muka untuk satu miliar dosis vaksin.
Negara bagian Parana Brasil akan menandatangani perjanjian kerja sama untuk pengujian vaksin, menurut pernyataan dari Kedutaan Besar Rusia.
"Brasil mengetahui semua studi vaksin yang sedang dikembangkan dan menjamin bahwa, segera setelah memiliki akses ke vaksin yang terbukti efektif melawan covid-19, warga Brasil akan memiliki akses ke sana," sebut Kementerian Kesehatan Brasil kepada CNN.
Selain itu, Presiden Filipina Rodrigo Duterte juga mendukung studi covid-19 Rusia. Duterte mengatakan dalam jumpa pers, Senin bahwa ia akan secara sukarela mengambil dosis pertama vaksin di depan umum.
Komentarnya muncul setelah Moskow menawarkan untuk memasok vaksin ke Filipina. Kementerian Kesehatan Filipina dilaporkan mengatakan, para pejabatnya sedang dalam pembicaraan dengan RDIF mengenai dosis dan mendirikan laboratorium manufaktur di Filipina.
"Tetapi vaksin apa pun harus melalui proses lokal dan persetujuan Badan Pengawas Obat dan Makanan Filipina,” kata Presiden Duterte.
Sementara itu, Direktur Institut Alergi dan Penyakit Menular Nasional AS Dr. Anthony Fauci mengatakan, dia sangat meragukan kesiapan vaksin Rusia untuk digunakan secara luas.
"Saya berharap Rusia benar-benar telah membuktikan secara pasti bahwa vaksin itu aman dan efektif. Saya sangat meragukan bahwa mereka telah melakukan itu," kata Fauci kepada Deborah Roberts dari ABC News.