Enam Dokter dan 17 Tenaga Medis di Kota Tegal Positif Covid-19, 335 Orang Tunggu Hasil Swab

Sabtu 08-08-2020,05:40 WIB

Pemkot Tegal akhirnya mempublikasikan 28 orang yang positif terinfeksi Covid-19. Sebagian besar merupakan tenaga kesehatan (nakes) di Kota Tegal..

Mereka kini tengah menjalani isolasi mandiri di rumahnya masing-masing, karena termasuk dalam daftar orang tanpa gejala (OTG). Ketua Relawan Mandiri Covid-19 Kota Tegal M. Jumadi menjelaskan mereka yang positif ada 28 orang.

Rinciannya yakni dokter umum lima orang, dokter gigi seorang, perawat delapan orang, perawat gigi seorang, bidan lima orang, petugas gizi seorang, petugas farmasi dua orang, petugas laboratorium seorang, staf administrasi dua orang, cleaning service seorang, dan jamaat gereja seorang.

”Saya memohon maaf kepada rekan-rekan media dan masyarakat karena baru kali ini kami bisa memberikan keterangan. Sebab, sejak kemarin kami juga sedang ada kegiatan di Jakarta,” kata Wakil Wali Kota Tegal itu saat menggelar jumpa pers di Pendapa Jalan Ki Gede Sebayu, Jumat (7/8) sore.

Dia mengaku tidak ingin memberikan penjelasan yang tidak sesuai data dan ingin memberikan penjelasan yang riil. ”Untuk 28 yang suspek itu di antaranya berasal 14 orang asli warga Kota Tegal, 9 orang warga Kabupaten Tegal, Brebes 1 orang, kemudian 2 orang asli Jakarta, 1 orang warga asal Bandung, dan 1 orang dari Temanggung,” ungkap Jumadi).

Jumadi menyebut, selama ini Pemkot Tegal melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) telah melakukan swab. Artinya hasil swab kemarin bukan hanya orang  Kota Tegal, tetapi juga orang-orang dari lain daerah.

”Swab yang telah kami gelar sejak 30 Juli- 6 Agustus itu sudah mencapai 779 orang. Dan itu tadi hasilnya ada sekitar 28 orang posisitf, negatif 418, dan yang belum keluar hasilnya sebanyak 335,” jelasnya.

Dari 28 orang yang hasilnya posisitf Covid-19 tersebut, semuanya OTG. Karena itu, mereka langsung melakukan isolasi mandiri di rumahnya masing-masing. Sementara soal status zona Kota Tegal, dengan adanya penambahan kasus tersebut menjadi urusan pemerintah pusat. ”Kami di daerah hanya mengikutinya,” ulasnya.

Meski ada kasus baru, pemkot berupaya tidak melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Sebab, pihaknya tidak ingin perekonomian terus terpuruk. Alhasil, masyarakat yang akan menjadi korbannya.

”Karena yang terpenting adalah, kita harus terus dan jangan mengabaikan protokol kesehatan. Dimanapun berada tetap harus menerapkan itu,” tegasnya.

Jumadi juga memberikan motivasi bahwa dalam menghadapi persoalan tersebut tidak perlu khawatir dan tidak boleh takut, apalagi berlebihan. Sebab, yang terpenting tetap mematuhi protokol kesehatan.

”Ya, ada dua nakes yang sempat meminta cek ulang di RS yang berbeda sejak keduanya dinyatakan positif. Dan kami pun memberikan kesempatan. Namun alhamdulillah, setelah melakukan swab kembali hasilnya negatif dan dinyatakan sehat. Namun demikian, keduanya juga tetap melakukan isolasi mandiri,” ujarnya.

Sementara terkait ruang publik, di antaranya seperti sekolah, puskesmas hingga rumah sakit, Jumadi menegaskan tidak ada penutupan. ”Ruang publik seperti puskesmas maupun ICU tidak ada penutupan. Kemarin, memang sempat dilakukan sterilisasi dan sudah kami semprot. Semuanya bersih dan clear,” pungkasnya. (gus/muj/zul)

Tags :
Kategori :

Terkait