Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Brebes tergolong masih tinggi. Per hari ini, data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Brebes mencatat ada 34 kasus AKI di kota bawang merah tersebut.
Kepala Dinkes Kabupaten Brebes dr Sartono melalui Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Masyarakat dr Rudi Pangarsaning Utami mengatakan, 34 kasus AKI di Kabupaten Brebes itu tidak merata di 17 kecamatan yang ada di Kabupaten Brebes. Bahkan, ada beberapa kecamatan yang kasus AKI tidak ada. Saat ini, pihaknya terus berupaya dalam menekan AKI di Kabupaten Brebes.
"Melalui puskesmas dan bidan desa, kita telah mensosialisasikan pemantauan terhadap ibu hamil," ujarnya, Senin (3/8).
Dijelaskannya, ada beberapa penyebab AKI di Kabupaten Brebes masih tinggi. Di antaranya karena preeklamsia atau keracunan kehamilan.
"Salah satu penyebab masih tingginya AKI di Brebes yakni keracunan kehamilan," terangnya.
Untuk menekan itu, lanjutnya, pihaknya sudah menerbitkan Surat Edaran (SE) Kadinkes tentang Gerakan Penyelamatan Ibu dari Preeklamsia (Gepprek). Saat ini, pihaknya sedang dalam proses surat edaran bupati tentang Gemas Mabukia (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat dengan Manfaatkan Buku KIA).
"Kita mengimbau kepada para ibu hamil untuk tetap membaca dan memahami isi dari buku KIA," terangnya.
Bahkan upaya lainnya, kata dia, setiap Rumah Sakit (RS) harus menerapkan program RS tanpa dinding (Hospital Without Wall). RS itu harus melaksanakan upaya promotif preventif yaitu dengan melaksanakan pembinaan SpOg ke puskesmas di seluruh wilayah Brebes.
"Pemanfaatan grup WA rujukan gadar maternal neonatal untuk komunikasi terkait rujukan gawat darurat ibu dan bayi juga kita galangkan. Sehingga, bisa meminimalisir AKI dan AKB di Brebes," ujarnya.
Selain masih tingginya AKI, lanjutnya, Angka Kematian Bayi (AKB) di Brebes juga tergolong masih tinggi. Yakni, hingga per Juni lalu AKB di Kabupaten Brebes mencapai 160 kasus.
"Untuk itu, kita harapkan ada kerja sama dengan aparatur desa dalam penggunaan mobil siaga. Kita harapkan, mobil siaga bisa siaga 24 jam membantu ibu hamil dalam proses melahirkan," ucapnya.
Terpisah, Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Cabang Brebes Mahmudah mengungkapkan hal yang sama. AKI dan AKB di Kabupaten Brebes masih tergolong tinggi dan perlu adanya penanganan bersama.
Menurutnya, situasi di tengah pandemi virus corona (Covid-19) juga mempengaruhi tingginya AKI di Brebes. Pasalnya, di tengah pandemi Covid-19, banyak ibu hamil yang terabaikan.
"Tapi yang paling tinggi faktor banyaknya AKI di Brebes yakni dikarenakan faktor preeklamasi (keracunan kehamilan)," jelasnya.
Karenanya, melalui bidan desa meski di tengah pandemi Covid-19, ibu hamil di tingkat desa harus tetap dipantau.