Dokter dan influencer dr Tirta memberikan kritikan keras musisi Anji. Hal ini menyusul kontennya yang mengangkat narasumber Profesor Hadi Pranoto.
Lewat Instagram-nya, Tirta mempertanyakan status Profesor Hadi Pranoto yang mengklaim telah menemukan obat Covid-19 serta bagaimana uji klinisnya.
“Baru-baru ini Anji angkat berita ini, giliran vaksin dianggap bisnis enggak bagus. Giliran obat gini dianggap bagus, giliran diskusi pakai kamera dituduh pansos, giliran diskusi tertutup dituduh konspirasi! karep mu terus piye. Ayok BIN, Airlangga sudah share perihal obat di TV, tau enggak bang Anji?,” tulisnya, Sabtu (1/8) dikutip dari Pojoksatu.
Dia mengajak Anji duduk bareng untuk membahas juga soal pandangan Anji selama ini soal Covid yang disebutnya tidak semengerikan yang diberitakan.
“Yok mau Anji, kita duduk bareng, enggak usah ada kamera, kita diskusi, pandanganmu, lalu pandangan kami para tenaga ilmiah dan peneliti. Ngopi aja, pilih tempat, kita tukar pikiran. Enggak usah ada live, saya penasaran aja agenda ente gimana. Benar membangun Indonesia atau membela Indonesia jadi dua kubu?,” jelasnya.
Cipenk, sapaan akrabnya menyebut semua obat harus melalui uji klinis bukan tetiba jadi.
“Padahal dua-duanya sama dijual. Status sama-sama uji klinis, apa itu uji klinis? Yo penelitian. Bukan ujug-ujug jadi bos. Semua itu dalam proses, kalau semua ramai-ramai uji klaim, sampai kapanpun enggak akan kelar,” tandasnya.
“Padahal Indonesia ada lab sendiri UGM, UNPAD, UNAIR, UNAND, ITB, UI bekerja keras dengan penelitian juga. Hasilnya pun ada tapi sampean kok malah asal buat opini sih. Kita punya@eijkmaninstitute yang mati-matian riset obat dan vaksin sendiri made in Indonesia. Kok berani bilang Indo enggak buat apa-apa, padahal guru-guru kita sudah share loh,” ungkapnya.
“Sampai-sampai BIN kemarin menjelaskan juga loh. Negara ini krisis literasi dan tokoh terkenalnya lebih pilih upload sesuatu yang subjektif,” kritiknya.
Dia menyayangkan ketika para peneliti yang bekerja keras untuk menemukan vaksin terbaik malah tidak dianggap.
“Ketika para peneliti tidak dihargai, penelitian dianggap konspirasi, akhirnya enggak heran peneliti kita malah ke luar negeri semua. Tapi testimoni subjektif dianggap fakta. Krisis literasi!,” tegasnya.
Di sisi lain, relawan Covid-19 ini menyebutkan obat dari Prof Hadi memang sudah terdaftar di BPOM hanya itu bukan khusus untuk Covid-19.
“Obat tersebut telah terdaftar di BPOM dengan nama Bio Nuswa dengan nomor registrasi TR203636031 sebagai obat tradisional. Namun, tidak terdaftar sebagai obat untuk Covid-19,” ungkapnya.
“Jelaskan, Profesor Hadi Pranoto iku sopo (itu siapa) dicari-cari ra enek (enggak ada). Jangan sampai bang Anji membuat kisah hoax besar juga dengan memberitakan hal itu, silahkan ente bantu jelaskan jika ente benar,” pungkasnya. (nin/pojoksatu/ima)