Memasuki new normal, konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM), sejak 8 Juni 2020 merangkak naik menjadi 114 ribu KL per hari. Angka tersebut mengalami kenaikan sebesar 10 persen di banding masa-masa pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Vice President Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman menyatakan konsumsi BBM mulai mengalami kenaikan seiring dengan mulai dibukanya sarana transportasi umum dan kendaraan pribadi, industri, perkantoran, dan juga pusat perbelanjaan serta pelaku UMKM. Meskipun naik 10%, pemakaian BBM di masa new normal masih di bawah rata-rata pemakaian pada masa sebelum pandemi corona.
"Jika selama PSBB, konsumsi BBM secara umum mengalami penurunan sekitar 26%, saat ini penurunannya berkurang menjadi sekitar 16 % dibanding rerata konsumsi normal,” ujar Fajriyah di Jakarta, Sabtu (27/6) kemarin.
Fajriyah menjelaskan, jelang semester kedua 2020 dengan kebijakan transisi new normal, konsumsi gasoline tercatat 78,82 ribu KL sementara konsumsi gas oil mencapai 34,99 ribu KL. Dia mengatakan, Pertamina akan terus menjalankan tugasnya. menyediakan energi untuk negara.
"Pertamina tetap mendistribusikan BBM ke seluruh pelosok negeri, sehingga seluruh SPBU tetap beroperasi melayani konsumen baik pada masa PSBB, New Normal maupun Normal. Selain itu, program promosi cashback dan Berbagi Berkah My Pertamina juga tetap berlanjut sebagai stimulus bagi konsumen,” ujar Fajriyah.
Menurut Fajriyah, sebagai BUMN, Pertamina mendapat amanah untuk menjaga ekosistem bisnis migas dalam kondisi apapun. Karena itu, seluruh bisnis Pertamina dari hulu, pengolahan hingga hilir tetap beroperasi meskipun harus menghadapi pandemi Covid-19 dan tantangan global lainnya.
"Pemulihan ekonomi di sejumlah wilayah belum merata. Kami masih terus memantau perkembangan pandemi Covid 19. Namun untuk memastikan kebutuhan energi terpenuhi, Pertamina tetap menyediakan BBM di seluruh wilayah sesuai permintaan. Dengan pasokan yang tersedia dalam jumlah yang aman, Pertamina dapat berkontribusi dalam menggerakkan ekonomi nasional dan selalu siap melayani masyarakat,” pungkas Fajriyah.
Sebelumnya, Unit Manager Communication, Relations & CSR MOR III Dewi Sri Utami mengatakan, berdasarkan data harian, penguatan konsumsi BBM jenis solar atau gasoil dan bensin atau gasoline mulai terlihat sejak 3 – 6 Juni 2020.
“Hal ini mencerminkan, persiapan masyarakat akan pemberlakuan masa transisi normal baru ini pada 5 Mei, sehingga mulai beraktivitas dan keluar rumah, terlebih di kawasan Jakarta dan sekitarnya,” kata Dewi, di Jakarta belum lama ini.
Dia menjelaskan, sejak akhir pekan lalu, konsumsi BBM jenis gasoline yang terdiri Premium, Pertalite, Pertamax, Pertamax Turbo di Provinsi Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat, mencapai 23 ribu Kiloliter (KL) per hari. Konsumsi ini masih menunjukkan penurunan sebesar 12 persen dari kondisi normal.
Konsumsi normal adalah mengacu pada konsumsi periode Januari–Februari 2020 sekitar 26 ribu Kilo Liter (KL) per hari. Penurunan konsumsi juga masih terjadi untuk produk gasoil teridiri dari Solar, Dexlite, Pertamina Dex, sebesar 9.800 KL per hari atau masih turun 18 perden jika dibandingkan konsumsi normal.
Seiring dengan pergerakan konsumsi BBM, Dewi menambahkan, pihaknya memastikan pasokan BBM di masa transisi ini aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, khususnya di wilayah Jawa bagian Barat.
Di wilayah MOR III ini, yakni Provinsi DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat, pasokan gasoline dan gasoil sangat mencukupi. Ketersediaan stok BBM lebih dari 21 hari, atau diatas ketahanan stok nasional. (dal/zul/fin)