Kok sudah dimulai? Sudah pula dijajakan kepada konsumen?
Itulah kasta entrepreneur.
Tidak hanya di bidang real estate. Banyak bidang lainnya. Yang seperti itu dilakukan hampir di semua bidang.
Kali ini termasuk Pertamina. Tiga proyek kilang itu tetap diteruskan. Dengan kemampuan dana internal yang ada.
Pertamina pasti tidak punya uang nganggur sebanyak itu. Tapi Pertamina punya nama besar.
Lewat nama besar Pertamina itu, kontraktor dan pemasok masih percaya. Tagihan pasti akan dibayar. Meski kadang harus kapan-kapan.
Kontraktor dan pemasok masih akan rebutan. Inilah nafas proyek Pertamina yang sesungguhnya.
Proyek tetap bisa jalan dengan dana pihak ketiga seperti itu. Kontraktor dan pemasok adalah investor sebenarnya proyek seperti itu.
Pun proyek seperti real estate. Yang saya jadikan contoh di atas.
Long live kontraktor!
Hidup supplier!
Terutama kontraktor yang mau dibayar kapan-kapan.
Jadi, dari mana dana tiga proyek Pertamina itu?
Sebagian ya dari kontraktor dan pemasok itu.
Sebagian lagi kan dari Anda. Lewat pembelian BBM yang harganya lebih mahal dari seharusnya itu.
Pertamina punya dana internal. Yang sebagian adalah pendapat harian jualan BBM itu.