"Saya pernah punya pengalaman unik," ujarnya sekian tahun kemudian. "Ketika tuan rumah mengucapkan kata-kata yang bisa membuat Ibu Tien tersinggung, tidak saya terjemahkan apa adanya" katanya.
Itulah memang salah satu tugas penerjemah kenegaraan. Harus punya kemampuan diplomasi seperti itu.
"Ternyata Ibu Tien membisiki saya. Beliau mengatakan 'tidak begitu'," kata penerjemah itu. Sambil tertawa. "Ternyata Ibu Tien mengerti bahasa Inggris," tambahnya.
Pak Harto memang tidak pernah berpidato dalam bahasa Inggris di luar negeri. Akibatnya: banyak yang mengira beliau hanya bisa bahasa Indonesia.
Itu sangat kontras dengan presiden sebelumnya: Bung Karno. Yang pidato bahasa asingnya mengagumkan dunia.
Beda presiden tentu boleh beda gaya. (dahlan iskan)