Mitos atau Fakta? Ini 5 Larangan Malam Satu Suro yang Masih Dipercaya
Mitos Malam Satu Suro--
Radartegal.com - Malam Satu Suro, yang bertepatan dengan malam 1 Muharram dalam penanggalan Jawa dan Hijriah, dianggap sebagai waktu yang sakral dan penuh muatan mistis oleh masyarakat Jawa. Bagi sebagian kalangan, malam ini bukan sekadar pergantian tahun, melainkan momen untuk menyepi, introspeksi diri, dan menjauhi hingar-bingar duniawi.
Tradisi kejawen menganggap Satu Suro sebagai malam keramat, di mana batas antara dunia fisik dan dunia gaib menjadi sangat tipis. Oleh sebab itu, banyak masyarakat Jawa yang secara turun-temurun menjaga larangan dan pantangan pada malam tersebut demi keselamatan dan ketentraman batin.
Meski terdengar klenik bagi sebagian orang modern, larangan-larangan Satu Suro ini tetap dijaga sebagai bentuk penghormatan terhadap adat dan warisan leluhur.
Dalam artikel Radartegal berikut, kami mengulas lima larangan paling dikenal yang pantang dilakukan pada malam Satu Suro. Mitos atau fakta? Simak informasi selengkapnya di bawah ini dengan seksama.
BACA JUGA: Mitos Onggo Inggi yang Mendiami Sungai Bengawan Solo
BACA JUGA: Mengungkap Mitos Candi Bratawali di Tegal, Warisan Hindu Kuno yang Tersembunyi
Mitos larangan Malam Satu Suro
1. Keluar di Malam Hari
Saat malam satu Suro, masyarakat percaya bahwasanya lebih baik berdiam diri di rumah. Sebab, pada malam tersebut, orang-orang Jawa yakin dunia roh lebih aktif dan banyak makhluk halus berkeliaran.
Alhasil, jika keluar, ditakutkan bisa mendapat kesialan atau pengaruh negatif.
2. Menggelar Hajatan, Pernikahan, dan Kegiatan Sejenisnya
Sejatinya, kegiatan seperti hajatan dan pernikahan ini boleh dilakukan, hanya saja, masyarakat tidak berani melakukannya. Sebab, orang Jawa-Islam percaya bahwa Suro adalah bulan paling agung dan mulia.
Karena begitu mulianya bulan ini, seorang manusia dianggap tidak kuat atau terlalu lemah untuk menyelenggarakan hajatan.
BACA JUGA: Mitos di Balik Kerokan, Benarkah Bisa Sembuhkan Masuk Angin? Ini Penjelasannya
BACA JUGA: Mitos Bulu Mata Jatuh di Berbagai Budaya, Pertanda Buruk atau Baik?
Bagi masyarakat Jawa, orang yang dianggap "kuat" untuk melaksanakan hajatan hanyalah sultan atau raja. Bahkan, rakyat biasa dipercaya bisa kualat jika ikut-ikutan melaksanakan hajatan tertentu pada malam 1 Suro terkhusus dan bulan Suro pada umumnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


