Sepi Orderan, IKM Logam di Kabupaten Tegal Kian Terpuruk

Sepi Orderan, IKM Logam di Kabupaten Tegal Kian Terpuruk

PRODUKSI HYDRANT - Seorang karyawan IKM logam Kabupaten Tegal menunjukkan Hydrant hasil produksinya di Desa Kebasen Kecamatan Talang Kabupaten Tegal, Kamis 18 April 2024.-Yeri Noveli-Radartegal.disway.id

RADAR TEGAL- Karena sepi orderan, Industri Kecil Menengah (IKM) logam di Kabupaten Tegal kian terpuruk. Padahal, dahulu Tegal terkenal dengan Jepangnya Indonesia. 

Namun, slogan itu seakan kian pupus setelah sejumlah IKM logam di Kabupaten Tegal terpuruk sejak beberapa tahun lalu. Kondisi ini sudah dimulai sejak Covid-19 hingga sekarang.

Pengusaha IKM logam di Kabupaten Tegal berharap, keterpurukan ini supaya lekas berakhir. Seyogyanya, pemerintah daerah mampu mencarikan solusi agar slogan Tegal sebagai Jepangnya Indonesia bisa bangkit kembali.

"Saat ini, kita sedang merintis lagi. Semoga, Pak Pj Bupati Tegal bisa membantu kami supaya bisa kembali seperti semula. Sehingga, perekonomian di Kabupaten Tegal semakin meningkat. Angka pengangguran juga tentunya dapat berkurang," ungkap Imam Saputra, 51 tahun, salah satu pengusaha IKM logam di Kabupaten Tegal, tepatnya di RT 03 RW 01 Desa Kebasen Kecamatan Talang, Kamis, 18 April 2024.

BACA JUGA: Menelusuri Asal-usul Gelar yang Melekat pada Tegal, dari Julukan Kota Bahari hingga Jepangnya Indonesia

Tidak sedikit IKM logam di Kabupaten Tegal tersebut yang mengurangi jumlah karyawannya karena sepi order. Bahkan, ada beberapa IKM yang terpaksa menjual asetnya untuk menyambung hidupnya.

Imam yang sehari-hari memproduksi Hydrant (alat safety kebakaran) ini menuturkan, sejak Indonesia dilanda Covid-19, produksinya menurun drastis.

Sebelum Covid-19, dia memiliki sedikitnya 22 karyawan. Setiap bulan, pihaknya mampu memproduksi hydrant sebanyak 200 unit. 

Hydrant dipasarkan ke sejumlah kota dan luar pulau Jawa di Indonesia. Di Medan, Kalimantan, Jakarta, Bandung, Surabaya dan beberapa kota besar lainnya.

BACA JUGA: 6 Ciri Khas Kota Tegal yang Tidak Ditemui di Daerah Lain, Salah Satunya Istilah Jepangnya Indonesia

Namun, sejak ada Covid-19, produksinya menurun drastis. Setiap bulan hanya 25 unit hydrant. 

Sedangkan karyawannya, terpaksa ada yang dirumahkan karena biaya produksi IKM logam di Kabupaten Tegal miliknya membengkak dan sepi order. 

"Setelah Pemilu, kondisi kami juga semakin terpuruk. Jumlah karyawan cuma sisa empat orang saja. Sedangkan produksinya cuma 10 unit per bulan," kata Imam, saat ditemui di rumah produksinya.

Dia menjelaskan, hydrant yang diproduksi IKM logam di Kabupaten Tegal miliknya adalah alat keamanan untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran. Biasanya, hydrant ditempatkan di perkantoran, rumah sakit, pasar, di tepi jalan dan di beberapa lokasi yang rawan terjadinya kebakaran. (*)

Sumber: