Dua Balita di Brebes Terjangkit DBD, Lingkungan Komplek Perumahaan Difogging

Dua Balita di Brebes Terjangkit DBD, Lingkungan Komplek Perumahaan Difogging

Petugas saat melakukan fogging di komplek perumahan di Brebes yang ditemukan dua balita terjangkit DBD.(istimewa)--

RADAR TEGAL - Jumlah penderita Demam Berdarah Demam Berdarah (DBD) di Kabupaten Brebes terus mengalami peningkatan. Salah satunya di komplek perumahan warga di Kecamatan Brebes, dimana dua balita terjangkit DBD. 

Dua balita di komplek perumahan Grand Nirwana Kota Brebes itu terjangkit DBD dan dirawat di rumah sakit. Satu balita dirawat di RSUD Brebes, dan satu balita lainnya dirawat di RSI Tegal. 

Untuk menghindari penyebaran nyamuk Aedes Aegypti ini, warga sekitar rela melakukan patungan untuk memanggil petugas puskesmas untuk melakukan fogging di komplek perumahan. Sebab, warga khawatir penyebaran nyamuk demam berdarah semakin merebak dan kembali memakan korban seperti dua balita di Brebes yang terjangkit DBD itu.

“Di komplek perumahan ini ditemukan dua balita terjangkit DBD dan dari pemeriksaan jentik nyamuk ini sudah melebihi lima persen. Jadi kami menginisiasi untuk melakukan fogging,” kata petugas fogging Puskesmas Brebes, Trisno, Kamis April 2024.

BACA JUGA: Penderita DBD di Brebes Capai 446 Orang, 2 di Antaranya Meninggal Dunia

Dia mengaku, Dinas Kesehatan Brebes saat ini terus melakukan fogging di beberapa telpat. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi merebaknya kasus demam berdarah. Saat ini kasus demam berdarah mewabah di sejumlah wilayah di Kabupaten Brebes, terutama di wilayah tengah. 

"Kami mengimbau masyarakat rajin menjaga kebersihan lingkungan dengan kegiatan 3M Plus. Menguras, mengubur, menutup. Plusnya itu mencegah gigitan nyamuk. Fogging akan sangat berguna saat 3M Plus ini berjalan," tukasnya. 

Salah seorang warga komplek perumahan Grand Nirwana, Nugroho mengaku, di tempat tinggalnya sudah ada dua balita yang dirawat di rumah sakit dan didiagnosis terjangkit demam berdarah. Dia menyebut, untuk pengajuan fogging ke puskesmas prosesnya cukup lama karena data penderita harus diinput terlebih dahulu. 

“Warga akhirnya melakukan patungan, daripada menunggu proses dari puskesmas yang lama. Jadi kami melakukan fogging mandiri dengan patungan untuk memanggil petugas,” ucapnya. 

BACA JUGA: Penderita DBD di Brebes Tinggi, Pertengahan Februari Capai 213 Penderita

Kepala Dinas Kesehatan Brebes, Ineke Tri Sulistyowati mengatakan, untuk mencegah penyebaran DBD, telah diterbitkan surat edaran (SE) Bupati Brebes tentang Satu Rumah Satu Juru Pemantau Jentik (Jumantik).

“Sayangnya, surat edaran tersebut, belum efektif akibat belum adanya kesadaran masyarakat tentang pola hidup bersih dan sehat, termasuk soal pemberantasan sarang nyamuk,” kata Ineke, Jumat 22 Maret 2024 lalu.(*)

Sumber: