8 Mitos Seputar Jogja yang Paling Populer sampai Sekarang, Salah Satunya Larangan Batik Motif Ini

8 Mitos Seputar Jogja yang Paling Populer sampai Sekarang, Salah Satunya Larangan Batik Motif Ini

8 mitos seputar Jogja yang paling populer-freepik-

RADAR TEGAL – Ada 8 mitos seputar Jogja yang paling populer sampai sekarang. Mitos-mitos ini sebagian ada yang mengandung hal mistis, namun juga berdasarkan legenda di kehidupan jaman dulu.

Mitos seputar Jogja yang populer ini tidak jarang masih banyak yang mempercayainya. Bahkan, banyak wisatawan luar daerah yang juga percaya dan datang ke tempat-tempat ini.

Meski Jogja merupakan salah satu kota dengan mitos paling populer yang masih dipercaya sampai sekarang, hal ini tidak menyurutkan perhatian orang-orang untuk datang liburan kesini. Apalagi kota ini memang jadi salah satu tujuan wisata favorit selain Bali.

Berikut 8 mitos seputar Jogja yang paling populer dan masih dipercaya masyarakatnya sampai sekarang. Simak artikel ini sampai akhir.

8 mitos seputar Jogja yang paling populer

Tiap daerah di Indonesia pasti selalu menyimpan mitos tertentu yang sudah dipercaya masyarakatnya turun temurun. Tidak luput dari Jogja yang juga memiliki sejumlah mitos yang menjamur di masyarakat setempat sampai luar daerah.

BACA JUGA : Benarkah Banjir Demak karena Keberadaan 2 Ular Raksasa? Berikut 6 Mitos Terkenal Makam Sunan Kalijaga

1. Mitos mengenakan baju hijau di pantai 

Mitos tentang Yogyakarta yang terkenal yaitu soal larangan mengenakan baju hijau di pantai. Konon hal ini berkaitan dengan Nyi Roro Kidul, sang penguasa pantai berdasarkan mitologi Jawa.

Baju atau pakaian warna hijau konon bisa mengundang kemarahan sosok ini, sehingga tidak jarang akan terseret ombak pantai. Meski tidak ada pembuktian konkrit, masyarakat di Indonesia percaya akan pantangan satu ini.

2. Mitos batik motif Garuda

Larangan atau pantangan di Jogja tidak hanya soal pakaian hijau, namun soal motif batik garuda, khususnya di Keraton Yogyakarta. Pengunjung yang datang ke tempat ini dilarang mengenakan batik bermotif garuda. 

Sebab, motif ini merupakan busana khas Sri Sultan Hamengkubuwono yang merupakan sosok penguasa di Keraton Yogyakarta. Masyarakat percaya bahwa jika pantangan ini dilanggar, bisa membawa kesialan untuk orang tersebut.

BACA JUGA : Mitos Air Terjun Tlogo Muncar yang Melekat di Masyarakat, Sering Terdengar Suara Gamelan Gaib

Sumber: