Implementasi P5 dalam Kurikulum Merdeka Sudahkah Benar?
PENULIS: Suriswo, Dosen Program Studi Magister Pedagogi Pascasarjana UPS Tegal-Istimewa-
MEMBICARAKAN tentang kurikulum memang asyik dan tidak akan pernah kering dari informasi, selalu mengalir dan hangat. Salah satunya adalah tentang kurikulum Merdeka.
Topik ini yang lagi hangat-hangatnya didiskusikan oleh hampir semua guru di semua satuan pendidikan. Pada saat pembicaraan mengenai topik tersebut di tengah-tengah perkuliahan mata kuliah Kurikulum dan Pengembangannya di Prodi Magister Pedagogi Pascasarjana Universitas Pancasakti Tegal, ada salah satu mahasiswa menanyakan “sudah benarkah pelaksanaan P5 dalam kurikulum merdeka?”. Inilah topik yang akan penulis paparkan dalam artikel ini.
Apa itu P5 dalam kurikulum merdeka?
Salah satu karakteristik dari Kurikulum Merdeka adalah adanya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Karakteristik ini fokus pada pengembangan kompetensi dan karakter pelajar melalui belajar kelompok seputar isu penting dalam konteks nyata di sekitarnya.
Hal utama yang jadi fokus dalam P5 adalah proses pembelajaran yang dapat mengembangkan kompetensi dan karakter pelajar dan bukan semata hasil atau produk. P5 adalah projek yang akan menemukan jawaban atas pertanyaan mengenai peserta didik dengan kompetensi seperti yang ingin dihasilkan oleh sistem pendidikan kita. Projek ini diselenggarakan melalui penanaman karakter pada pribadi peserta didik berdasarkan nilai-nilai Pancasila. P5 mengandung upaya menjadikan peserta didik sebagai penerus bangsa yang unggul serta produktif sekaligus mampu berpartisipasi dalam pembangunan global yang berkesinambungan.
Apa prinsip-prinsip P5 itu?
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), memiliki prinsip-prinsip yang dapat dijadikan pedoman pengembangan kompetensi dan karakter pelajar melalui belajar secara kelompok. Prinsip-prinsip P5 yang holistik,yaitu memandang segala sesuatu secara keseluruhan.
Kerangka holistik ini mendorong peserta didik untuk mempelajari tema dan materi secara keseluruhan serta mendalami permasalahan dengan secara mendalam. Dalam prinsip ini peserta didik termotivasi untuk melihat koneksi yang bermakna antarkomponen.
Prinsip kontekstual adalah prinsip yang berhubungan dengan usaha mendasarkan kegiatan pembelajaran pada pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari.Dalam prinsip ini menjadikan lingkungan dan realitas kehidupan sebagai bahan utama pembelajaran.
Sementara itu prinsip yang berpusat pada peserta didik. Prinsip ini menjadikan peserta didik sebagai subyek pembelajaran aktif.Sedangkan prinsip lain adalah eksploratif.
Prinsip eksploratif ini berhubungan dengan semangat untuk membuka ruang bagi proses pengembangan diri dan inkuiri baik yang terstruktur maupun bebas.Prinsip ini memperkuat kemampuan peserta didik dalam kurikulum intra kurikuler.
Sudah benarkah penerapan P5 dalam kurikulum merdeka?
Dalam pembelajaran kontekstual akan mempelajari berbagai hal di luar kelas dapat membantu peserta didik berkembang dengan lebih baik. Mempelajari hal-hal di kehidupan sehari-hari dapat meningkatkan kepekaan dan kepedulian peserta didik terhadap lingkungan sekitarnya.
Oleh karena itu peserta didik perlu membuka diri secara luas mungkin dengan menerapkan model pembelajaran yang berbasis projek. Dalam praktiknya, projek tersebut diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk ‘mengalami pengetahuan’ sebagai sebuah proses penguatan karakter sekaligus sebagai bentuk belajar secara nyata dari lingkungan sosialnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: https://guruinovatif.id/@luqmanulhakim12