Optimalisasi Lahan Kering Dengan Budidaya Tanaman Kenaf di Desa Suradadi

Optimalisasi Lahan Kering Dengan Budidaya Tanaman Kenaf di  Desa Suradadi

PENULIS : SARI WIYANTI, S.E., M.Si Dosen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Pancasakti Tegal--

Di tahun 2023 ini kemarau panjang melanda seluruh wilayah Indonesia berdampak pada kekurangan air di sejumlah wilayah, termasuk di desa Suradadi Kabupaten Tegal.

 

Kemarau yang terjadi saat ini dengan panas terik sinar matahari yang sangat ekstrim, menyebabkan lahan pertanian menjadi kering dan pecah pecah.

 

Bukan tahun ini saja tapi beberapa tahun ini daerah Suradadi  Kabupaten Tegal mengalami kemunduran sektor pertanian, yang disebabkan iklim yang tidak mendukung.

 

Desa Suradadi kabupaten Tegal yang berada di sepanjang pesisir pantai utara sistem pertaniannya masih mengandalkan air hujan, sehingga hanya bercocok tanaman manakala musim penghujan datang.

 

Pertanian di daerah Suradadi Kabupaten Tegal, masih dengan cara tradisional dan turun tradisi temurun dari orang tuanya. Pola bercocok tanampun karena pengalaman dan ajaran secara turun temurun.

 

Pada musim penghujan debit air curah hujan yang tinggi sangat cocok untuk penanaman tanaman pangan seperti padi dan jagung. Penanaman padi dan jagung hanya dalam waktu 3 bulan, biasanya dimulai pada bulan Desember atau Januari.

 

Tekstur tanah di desa Suradadi Kabupaten Tegal. Pada bulan tersebut curah hiujan sangat tinggi, pemenuhan kebutuhan air untuk penanaman padi dapat terpenuhi, karena pola penanaman padi di desa Suradadi Kabupaten Tegal mengharuskan tanah harus gembur atau liat dan terendam air.

 

Pemanenan padi ataupun jagung adalah pada bulan Maret, dan curah hujan mulai berkurang. Setelah  panen biasanya, pada bulan Maret atau April petani akan melakukan penanaman kembali padi atau jagung, karena pada bulan tersebut masih ada hujan walaupun berkurang akan tetapi masih dapat mengandalkan air sungai untuk pengairan lahannya.

 

Dibulan Juli sampai sekarang hampir seluruh sawah didesa Suradadi sudah kering dan terbengkalai. seluruh sawah.  Pola pikir petani desa Suradadi Kabupaten Tegal yang masih sederhana, pada saat tidak ada hujan dan sungai sudah mulai kering  maka akan membiarkan tanah tersebut terbengkalai sampai musim hujan tiba.

 

Selama ini petani desa Suradadi tidak pernah memiliki pemikiran untuk melakukan perubahan pengelolaan lahannya  yang mengakibatkan rendahnya pendapatan petani desa Suradadi Kabupaten Tegal.

 

Hasil pertanian dari tanaman pangan yang dihasilkan 2 kali dalam setahun, keuntungan yang diperoleh sangat kecil karena dikurangi biaya operasionalnya. Tingginya biaya sewa lahan, biaya tenaga kerja, bibit, pestisida, pupuk, dan pengairan di musim kemarau menjadikan petani hanya membiarkan lahan mereka menganggur daripada menanggung resiko yang lebih tinggi lagi yaitu gagal panen.

 

Perlunya mengatasi permasalahan petani di desa Suradadi Kabupaten Tegal untuk meningkatkan pendapatan mereka yaitu dengan merubah pola pikir petani desa Suradadi terhadap pola tanam pertaniannya, tidak hanya menanam tanaman pangan saja tetapi juga tanaman komoditas lainnya.

 

Tim Pengabdian Kepada Masyarakan (PKM) dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pancasakti Tegal bersama dengan beberapa ahli melakukan inovasi baru di sektor pertanian desa Suradadi Kabupaten Tegal dengan melakukan pendampingan kepada petani untuk melakukan budidaya tanaman kenaf di musim kemarau.

 

Program Kegiatan PKM ini diharapkan memberikan manfaat bagi petani di desa Suradadi untuk merubah pola tanam, tidak hanya dimusim penghujan saja tetapi pada musim kemarau. Petani harus mulai berinovasi merubah tradisi pertanian yang hanya tanaman pangan saja tetapi tanaman alternatif lainnya.

 

Tim PKM dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pancasakti Tegal memberikan ide berupa tanaman alternatif yaitu tanaman Kenaf yang dapat di tanam di lahan kering dan kekurangan air serta sangat cocok untuk membangkitkan ekonomi petani desa Suradadi Kabupaten Tegal.

 

Tanaman kenaf masih belum dikenal oleh masyarakat Indonesia, dan penanamannyapun masih terbatas. Tanaman kenaf banyak ditanam di luar pulau Jawa.

 

Tanaman kenaf adalah tanaman semusim menghasilkan serat alam dan berbentuk tumbuhan semak, yang tingginya mencapai 3 meter. Tanaman ini memiliki nama latin Hibiscus cannabinus. Keuanggulan tanaman kenaf adalah memiliki toleransi pada kondisi musim kering, genangan air dan tahan terhadap kadar garam yang tinggi sehingga tanaman kenaf baik untuk dibudidayakan sebagai hijauan didaerah yang memiliki iklim kurang baik. 

 

Tanaman Kenaf adalah kerabat dekat dari tanaman-tanaman penghasil tekstil dan minyak, seperti kapas, kembang sepatu, okra, rosela, dan tembakau.  Bentuk dari tanaman kenaf ini panjang dengan warna hijau pada batang dan daunnya.  Batangnya kadang memiliki duri yang cukup tajam. Tanaman kenaf ini bisa tumbuh hingga tingginya mencapai 3 meter.

 

Budidaya tanaman kenaf dengan penanaman cara ditugal, dengan jarak tanaman 20x20 cm, 15x20 cm atau 10x30 cm, kemudian benih dimasukan kedalam lubang. Umur tanaman kenaf relating pendek, sekitar 3,5 sampai 4 bulan. Ciri tanaman yang siap dipanen adalah ketika 50% populasi tanaman sudah berbunga, sekitar 120 hari setelah ditanam. Cara memanen yang baik menggunakan sabit tajam, batang kenaf dipotong tepat pada permukaan tanah.

 

Manfaat tanaman kenaf yang perlu diketaui oleh petani adalah sebagai bahan baku industri particle board atau kayu pabrikan untuk berbagai keperluan seperti furnitur, pintu, jendela, kusen, pelapis dinding rumah dan kerajinan tangan. Prospek serat kenaf yang sangat bagus dan tingginya permintaan dunia akan serat kenaf.

 

Potensi ekspor yang tinggi seharusnya menjadi peluang bagi petani khususnya petani desa Suradadi untuk mengambil peluang tersebut. Dengan mengoptimalkan lahan pertanian kering berhektar-hektar di desa Suradadi yang terbengkalai mampu menghasilkan cuan yang sangat banyak.

 

Tim PKM memberikan pendampingan kepada petani Suradadi Kabupaten Tegal untuk uji coba budidaya kenaf ini dengan mengoptimalkan tanah kering saat ini. Lahan kering yang dibiarkan menganggur, dimanfaatkan untuk tanaman produktif yaitu kenaf untuk kebutuhan industri.

 

Tanaman kenaf ini dipilih sebagai tanaman alternatif karena sangat cocok ditanam di desa Suradadi Kabupaten Tegal yang memiliki tanah yang lihat dan kering. Pendampingan yang dilakukan tim PKM dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pancasakti Tegal berupa (a). penentuan lahan pertanian kategori kering, (b) pembuatan parit/saluran air, (c). pemetaan layout lebar media tanam, (d).  mengatur jarak lubang untuk pembenihan kenaf, (e) pembuatan lubang untuk pembenihan kenaf, (f) pembenihan, (g). pemupukan, dan (h). penyemprotan hama.

 

Hasil dari program PKM dari  ini dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pancasakti Tegal diharapkan dapat dikembangkan oleh banyak petani di desa Suradadi Kabupaten Tegal serta petani-petani daerah lainnya sebagai tanaman alternatif di musim kemarau. (*)

Sumber: