Geger Soal Air Bersih, Warga Panggung Tegal Geruduk Kantor Kelurahan

Geger Soal Air Bersih, Warga Panggung Tegal Geruduk Kantor Kelurahan

Sekretaris Lurah (Seklur) Panggung, Mari, menemui perwakilan warga yang datang mengadu tentang air bersih di Kantor Kelurahan Panggung Tegal.-Meiwan Dani R-

RADAR TEGAL - Warga Jalan Batam RW 13, Kelurahan Panggung, Kecamatan Tegal Timur, Kota Tegal geruduk Kantor Kelurahan, Jumat 29 September 2023.

Kedatangan mereka untuk mengadukan ihwal tarikan iuran air bersih sumur artesis (sumur bor) program Sanimas yang terus berjalan, padahan air sumur tidak keluar.

Perwakilan warga RT 3 RW 13, Kelurahan Panggung, Khambali mengatakan, kedatangannya ke kantor kelurahan bersama warga untuk melaporkan Pokja Sanimas yang mengurusi air sumur bor yang juga ketua RW. 

Warga menilai Pokja Sanimas tidak transparan dalam mengelola keuangan pembayaran iuran dari warga. 

BACA JUGA:120 Bayi Stunting, Kelurahan Panggung Tegal Gencarkan Program Suport Bi Eman

BACA JUGA:Sejarah Mbah Panggung, Kisah Tersembunyi di Balik Tahun 1812 yang Jarang Diketahui

Pasalnya saat mesin bor mati, tidak segera diperbaiki dengan alasan tidak ada anggaran/

Akibatnya hampir satu bulan warga tidak bisa menikmati air sumur bor dari program Sanimas yang dibangun tahun 2009 itu.

"Kami bersama warga ke kantor kelurahan untuk mengadu dan minta solusi, agar air sumur bor bisa hidup kembali. Pasalnya, ketika persoalan sumur bor mati sudah disampaikan ditingkat RT maupun RW, tidak ada solusi, dengan alasan tidak ada uang untuk memperbaiki mesin dan bayar pulsa listrik," kata Khambali.

Menurut Khambali, warga sudah menanyakan terkait tidak keluarnya air sumur kepada ketua RW yang juga sebagai Ketua Pokja Sanimas pengelola sumur bor.

BACA JUGA:Selain Makam Mbah Panggung, Ini Potensi Wisata di Kota Tegal

BACA JUGA:TERUNGKAP! Siapa Sosok Sebenarnya Mbah Panggung yang Dimakamkan di Kota Tegal

Namun jawabannya kalau ada uang Rp1,5 juta, mesin bor bisa hidup lagi. Sayangnya ketika ditanya kemana uang kas hasil iuran warga, jawabnya tidak jelas.

"Warga membayar disesuaikan dengan pemakaian. Saya sendiri rata-rata setiap bulan bayar Rp30 ribu. Padahal warga yang menyalur sumur bor hampir satu RW," ujar Khambali.

Sumber: