Datangi Candi Selogriyo Magelang saat Malam Jumat Kliwon, Ada Mata Air yang bikin Awet Muda

Datangi Candi Selogriyo Magelang saat Malam Jumat Kliwon, Ada Mata Air yang bikin Awet Muda

candi selogriyo--

RADAR TEGAL -  Candi Selogriyo Magelang merupakan satu dari sekian banyak candi yang ada di Indonesia yang memiliki keunikan tersendiri. Pasalnya tempat ini kaya akna sejarah dan berbalut mitos yang dipercayai hingga kini.

Sejarah Candi Selogriyo diperkirakan dibangun pada abad 9 Masehi, namun baru ditemukan di tahun 1835 Masehi oleh Residen Magelang yang menjabat di masa penjajahan Belanda, yang bernama Hartmann.

Perlu diketahui bahwa saking banyaknya penemuan candi di Indonesia di masa penjajahan Belanda, maka pada tahun 1913, pemerintah Belanda membuat sebuah institusi yang bernama Oudheidkundige Diensr, atau disebut juga sebagai lembaga kepurbakalaan.

Lembaga tersebut salah-satunya bertujuan untuk melestarikan candi-candi yang ada, kemudian didaftarkan, dan menjadi situs, atau cagar budaya, termasuk di dalamnya Candi Selogriyo Magelang.

BACA JUGA:Mitos Larangan Makan Rujak Di Malam Hari Menurut Orang Jawa

Candi Selogriyo pertamakali dipugar pada tahun 1955 hingga tahun 1957. Namun, terjadi peristiwa yang memporakporandakan sebagian besar bangunan Candi Selogriyo.

Kemudian dimulai pada tahun 2000 dilakukan pemasangan ulang terhadap kondisi Candi Selogriyo yang terdampak longsor tersebut secara bertahap.

Dan penataan tersebut baru selesai pada tahun 2019, tepatnya pada tanggal 10 November 2019. Kini, anda bisa menikmati kembali bangunan bersejarah tersebut, yang dikelilingi oleh pesona alam yang mengagumkan.

Mitos Candi Selogriyo Magelang

Mitos di Candi Selogriyo merujuk kepada sebuah mata air yang ada di kawasan tersebut, yang dipercaya memiliki khasiat awet muda bagi mereka yang membasuh mukanya di mata air tersebut.

Mitos tentang mata air awet muda tersebut diyakini lebih mujarab, jika mereka membasuhnya di antara tanggal 1 – 10 Muharram.

Mitos yang ke dua Candi Selogriyo adalah tentang bunyi gamelan. Dahulu, masyarakat setempat sering mendengar bunyi gamelan di sekitar area Candi Selogriyo, terutama di hari Selasa Kliwon, dan Jumat Kliwon.

BACA JUGA:Menelusuri Wisata Sejarah Gua Sunyaragi, Dulunya Tempat Berlatih Perang Prajurit Keraton

Adapun nama lain dari Candi Selogriyo adalah Omah Watu, yang berarti rumah batu. Terlepas anda percaya ataupun tidak tentang mitos yang berkembang di Candi Selogriyo, namun harus dipahami bahwa hal tersebut tentu memiliki pesan moral yang tinggi.***

Sumber: