Nelayan Tegal Larung 7 Kepala Kerbau ke Laut Jawa

Nelayan Tegal Larung 7 Kepala Kerbau ke Laut Jawa

Ancak berisi kepala Kerbau yang akan di larung ke Laut Jawa dalam kegiatan sedekah laut--

RADAR TEGAL - Nelayan Kota Tegal, menggelar tradisi larung ancak berisi kepala Kerbau dalam gelaran sedekah laut, Minggu 6 Agustus 2023 siang. Tradisi tersebut mereka lakukan sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat yang mereka terima berupa ikan yang melimpah.

Tradisi tersebut, telah mereka lakukan secara turun temurun. Harapannya, mereka akan mendapat keberkahan dan dipermudahkan dalam mencari ikan di laut.

Ketua Panitia Penyelenggara Sedekah Laut Kota Tegal, Santoso mengatakan sedekah laut itu, sebagai wadah untuk menggali kembali nilai-nilai budaya. Sekaligus mengokohkan kepribadian dan jati diri bangsa, karena sedekah laut merupakan budaya dari nenek moyang.

"Tradisi sedekah laut ini dilaksanakan setiap bulan Suro. Hal itu, sebagai ucapan rasa syukur nelayan atas hasil laut yang melimpah,"katanya.

Menurut Santoso, melalui kegiatan tersebut, Nelayan berharap hasil tangkapan ikan akan semakin melimpah. Sehingga, kesejahteraan Nelayan akan semakin meningkat.

"Semoga di tahun-tahun yang akan datang hasil tangkap nelayan melimpah sehingga kesejahteraan nelayan meningkat,"ujarnya.

Santoso menambahkan, dalam kegiatan sedekah laut, nelayan melarung ancak yang berisi 7 kepala Kerbau dan hasil bumi.

Walikota Tegal Dedy Yon Supriyono yang hadir bersama Forkopimda mengatakan sedekah laut merupakan tradisi turun-temurun. Setiap tahunnya dirayakan oleh masyarakat nelayan Tegalsari dan Muarareja.

"Selama ini sedekah laut telah menjadi momentum pesta rakyat bagi warga Tegalsari dan Muarareja. Bahkan warga lainnya, juga ikut merayakan, dan menyaksikan upacara adat yang digelar setiap satu tahun sekali ini,"kata Dedy Yon.

Menurut Dedy Yon, pihaknya menyambut baik kegiatan tersebut, karena tahun ini bisa terselenggara dengan meriah. Namun, pihaknya juga mengingatkan akan makna sedekah laut.

"Kegiatan ini adalah sebuah ungkapan rasa syukur dan doa agar Tuhan YME selalu bermurah hati dan memberkahi kita, khususnya para nelayan,"ujar Dedy Yon.

Menurut Dedy Yon salah satu cara bersyukur yakni dengan tidak menghilangkan makna sakral acara ini. Utamanya, kegiatan larung ancak yang tetap jadi tradisi yang dilakukan nelayan.

"Semoga nantinya generasi ke depan akan selalu mendukung kelestarian budaya. Dengan ikut melaksanakan dan mengedukasi diri bahwa tradisi tersebut perlu dilestarikan,"tandasnya. 

Dedy Yon menyebut, hal tersebut merupakan salah satu kunci yang perlu ditanamkan oleh para generasi muda. Karena rasa ingin tahu tentang budaya yang mereka miliki seperti salah satu pepatah mengatakan Wong Jawa aja klalen jawane, yang artinya orang Jawa jangan lupa Jawanya. 

Sumber: