Maling Auto Jiper, Kampung Teraman di Jateng Ini 90 Persennya Warganya Pendekar Silat

Maling Auto Jiper, Kampung Teraman di Jateng Ini 90 Persennya Warganya Pendekar Silat

Dukuh Gatran Desa Gondangsari, Pakis, Magelang, merupakan kampung paling aman di Jawa Tengah, karena 90 persen lebih warganya mahir pencak silat. -foto: magelang ekspress-

RADAR TEGAL - Jawa Tengah merupakan provinsi yang mempunyai luas wilayah mencapai 34.337 km persegi atau sekitar 28,94 persen luas Pulau Jawa. Di Jawa Tengah banyak keunikan seperti adanya kampung paling aman.

Provinsi Jawa Tengah dan sekitarnya, termasuk di dalamnya Daerah Istimewa Jogjakarta (DIJ) dikenal sebagai pusat kebudayaaan di Pulau Jawa. Keberadaan Keraton Kasunanan Surakarta dan Mangkunegaran lah yang melatarbelakangi anggapan.

Tidaklah mengherankan jika di Jawa Tengah dan sekitarnya, warganya dikenal mempunyai unggah ungguh dan menjunjung tinggi adab tradisi dan kebudayaannya. Tak jarang kondisi inipun bisa menjadikan potensi sebagai salah satu daya tarik pariwisata.

Karena itu tidaklah mengherankan jika di sejumlah daerah memiliki keunikannya masing-masing. Salah satunya seperti yang ada din Kabupaten Magelang, yakni salah satu kampungnya disebut-sebut sebagai desa paling aman di Jawa Tengah.

Bahkan saking amannya konon tak ada satu pun orang yang berani berbuat curang maupun pidana di kampung tersebut. Bukan tanpa sebab orang yang akan berbuat sesuatu di kampung ini harus mikir-mikir dulu.

Lebih dari 90 persen warganya jago silat

Ternyata hampir 90 persen warganya, baik laki-laki, perempuan, kecil, besar, tua, maupun muda memiliki keahlian bela diri, pencak silat. Karena itu, kampung inipun akhirnya mendapat julukan sebagai kampung pendekar.

Kampung ini adalah Dukuh Gatran Desa Gondangsari Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang. Kampung yang berada sekitar 15 km dari pusat Kota Magelang ini juga berhawa sejuk, karena berada di lereng Gunung Merbabu.

Dusun Gatran sendiri merupakan kawasan wisata dengan konsep community based tourism (CBT) yang dibuka sejak awal tahun 2021 lalu. Para pemuda membangun desa wisata dengan menonjolkan edukasi dan budaya nenek moyang Jawa.

Mereka menamakan desa wisatanya dengan nama janari yang merupakan akronim dari jaga alam dan nikmati alam yang lestari. Latar belakang pendidikan pemuda di sini 80 persen adalah lulusan SLTA sederajat dan sisanya perguruan tinggi.

Sajian unik desa wisata janari

Dari yang 80 persen ini, rata-rata pemudanya menekuni kesehariannya sebagai petani ke ladang maupun sawah. Nahh, kelebihan lebih dari 90 persen warganya mahir pencak silat inilah yang mungkin tidak kita jumpai di dusun-dusun lainnya di Tanah Air.

Uniknya lagi dari anak-anak hingga orang tua, laki-laki dan perempuan, hampir seluruhnya mahir bela diri pencak silat yang diajarkan secara turun temurun. Di kampung pendekar ini juga terdapat kesenian tradisional soreng.

Saat berkunjung ke sini, para wisatawan juga akan diajak melihat proses pembuatan nasi jagung, dari awal hingga siap makan. Selain itu juga berkeliling ke kebun kopi dan mengolahnya, dari proses pengeringan biji kopi hingga menjadi kopi siap saji.

Sumber: