Tak Ada Matahari Di Sini, Ini Dia Kampung Terpadat di Jakarta
Kawasan Tambora Jakarta -dki1.com-
RADARTEGAL.DISWAY – Kota Jakarta, selain terkenal sebagai wilayah metropolitan, kota ini juga menjadi tumpuan ekonomi banyak orang di Indonesia. Hal tersebut nampak pada Kampung Tambora Jakarta Barat.
Wilayah Tambora adalah kawasan terkenal yang berada tepat di samping apartemen dan Season Ciy Mall. Meskipun banyak orang tahu tentang Tambora, barangkali belum benar-benar mengunjungi daerah ini.
Sebenarnya wilayah Tambora tidak pernah masuk ke dalam perencanaan Dinas Tata Kota Jakarta Barat. Area ini terbentuk begitu saja akibat dari migrasi besar-besaran dari luar daerah.
Kebutuhan tempat tinggal para migran yang tinggi membuat Tambora menjadi salah satu alternatif pemukiman. Tidak heran apabila wilayah ini menjadi salah satu kampung terpadat di Jakarta.
BACA JUGA:Menilik Kampung Warteg di Tegal, Kampung Kecil yang Hanya Dihuni Para Juragan
Fakta tentang Kampung Tambora
1. Titik terpadat Jakarta
Pemerintah DKI Jakarta mencatat terdapat sekitar 250.000 kepala di dalam area seluas 5,48 km persegi. Mudahnya, terdapat 4 orang di dalam setiap 1 meter persegi bangunan.
Dalam satu rumah di Tambora, diisi sebanyak 3-5 keluarga. Lorong perkampungan di Tambora juga sangat sempit, sampai tidak ada celah matahari yang bisa masuk ke wilayah tersebut.
2. Rata-rata penduduk Tambora tidak memiliki KTP
Akibat dari kepadatan penduduk di wilayah Tambora, pemerintah pernah melakukan serangkaian penggusuran dan memindahkan ribuan keluarga. Pemprov DKI Jakarta juga telah menyediakan 20.000 unit rusun untuk mereka.
Namun, unit rusun tersebut ternyata hanya bisa ditinggali oleh penduduk yang memiliki KTP Jakarta. Sedangkan sebagian besar penduduk Tambora tidak memiliki KTP.
Akibat dari masalah tersebut, banyak penduduk yang tetap memilih untuk tinggal di Tambora dengan berbagai pertimbangan modal dan lokasi.
BACA JUGA:Keunikan Desa Jalawastu Brebes: Menelusuri Kampung Jalawastu dan Pantangan-Pantangannya
3. Saling tidur bergantian
Sempitnya lorong-lorong gang di kampung Tambora menyebabkan sinar matahari tidak dapat masuk ke wilayah ini.
Hal ini terdengar cukup ekstrem, tetapi bagi penduduk di Tambora tidak adanya sinar matahari menjadi berkah tersendiri.
Dengan tiadanya sinar matahari, orang dalam suatu keluarga dapat menerapkan sistem tidur bergantian sesuai dengan jam kerja masing-masing.
Hal itu juga didasarkan pada kebutuhan lahan yang sangat tinggi, sehingga tiap keluarga terpaksa harus tidur bergantian.
BACA JUGA:Kampung Madras Little Town India Di Medan, Begini Asal-Usul dan Kisah Perjalanan Sejarahnya
4. Wilayah rentan kebakaran
Pemukiman Tambora menjadi salah satu wilayah yang sangat rentang terjadi kebakaran. Salah satu penyebab utamanya adalah tak jauh dari masalah kepadatan penduduk.
Tambora memiliki risiko kebakaran sedang sebesar 65,7 persen, sedangkan 27,8 persen untuk kebakaran tingkat risiko tinggi.
Kondisi fisik bangunan tinggi yang sangat padat dan ruas jalan yang sempit juga menjadi salah satu alasan hidran tidak dapat menjangkau area Tambora.
Selain kepadatan penduduk, kebakaran di Tambora kerap terjadi akibat arus pendek. Hal tersebut bersumber pada kabel berantakan yang betebaran secara acak-acakan.
Meskipun menjadi kampung terpadat di Jakarta, Tambora adalah pemukiman yang diandalkan bagi para pendatang dari daerah yang berusaha mencari peruntungan hidup lebih baik.***
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: https://www.vice.com/id/article/kbwb7v/matahari-tak-pernah-pernah-terbit-di-tambora