Sejarah Penyusunan Kalender Hijriyah dalam Islam

Sejarah Penyusunan Kalender Hijriyah dalam Islam

Ilustrasi: -portal-islam.id-

TEGAL, radartegal.disway.id - Kalender Hijriyah kita gunakan untuk menentukan waktu ibadah dan perayaan keagamaan, serta menjadi simbol dan identitas umat Muslim.

Para Sahabat Nabi menggunakan sistem kalender Hijriyah sebagai pedoman yang mereka patuhi dengan sungguh-sungguh setelah wafatnya Rasulullah Saw pada abad ke-7 M.

Dalam perkembangan Kekhalifahan Islam, tanggal-tanggal dalam kalender menjadi sangat penting dalam membuat keputusan hukum, perjanjian, dan dokumen penting lainnya.

Urutan bulan dan hari yang teratur dalam kalender memudahkan mereka dalam berkomunikasi dan menjaga ketertiban.

Berikut radartegal.disway.id mengutip dari muhammadiyah.or.id, berikut penjelasannya.

BACA JUGA:Program Yuh Sekolah Maning Berlanjut, Disdikbud Kabupaten Tegal Targetkan 600 Anak Putus Sekolah Terentaskan

Awal penyusunan kalender Hijriyah

Para sahabat menghadapi tantangan dalam mencatat peristiwa secara tahunan, meskipun sudah ada kesepakatan tentang bulan-bulan dan hari-hari dalam kalender.

Terkadang mereka kesulitan mengetahui tahun mana yang dimaksudkan ketika sebuah peristiwa atau dokumen tidak memiliki tanggal yang lengkap. Untuk mengatasi hal ini, mereka perlu menetapkan titik awal suatu era yang bisa dijadikan patokan.

Beberapa tokoh sejarah, seperti al-Shaʿbi dan al-Biruni, telah menunjukkan bahwa manusia selalu menggunakan peristiwa penting sebagai patokan dalam menetapkan era.

Demikian pula, dalam budaya Arab pra-Islam, mereka menggunakan peristiwa-peristiwa seperti kematian Kaʿab ibn Luʾayy, Tahun Gajah (ʿAm al-Fil), dan Harb al-Fijar sebagai referensi waktu.

Dalam kronik sejarahnya, Tarikh al-Rusul wa al-Muluk, Imam Thabari mencatat bahwa Maymun bin Mihran menceritakan sebuah kejadian.

Sebuah dokumen hukum dikirim kepada ʿUmar dengan tanggal tertulis bulan Sya'ban. ʿUmar bertanya apakah ini Sya'ban tahun lalu atau tahun yang akan datang.

Lalu, Khalifah setelah Abu Bakar ini mengatakan kepada para sahabat, "Ayo kita tentukan satu titik awal yang bisa digunakan oleh semua orang."

BACA JUGA:TEGAS! Dinsikpora Brebes Larang MPLS Membebani Murid Baru dan Tanpa Perploncoan

Kesepakatan memilih peristiwa Hijrah

Pada waktu itu, ʿUmar dan para sahabatnya melakukan diskusi tentang cara mencatat peristiwa-peristiwa tersebut.

Mereka sepakat untuk mengikuti cara penulisan tanggal yang digunakan oleh bangsa asing, yaitu dengan menuliskan "di bulan ini tahun ini". Namun, mereka menghadapi pertanyaan mengenai tahun mana yang harus dijadikan titik awal.

Beberapa orang mengusulkan menggunakan waktu wahyu pertama kepada Nabi Muhammad, sementara yang lain mengusulkan menggunakan wafatnya Nabi sebagai titik awal.

Setelah pembahasan yang panjang, akhirnya mereka sepakat untuk menggunakan hijrah sebagai awal era Islam.

Dalam menentukan bulan awal, ada yang mengusulkan Ramadan, tetapi akhirnya, para sahabat dengan bulat setuju untuk memulai tahun dengan bulan Muharram.

Pada masa Kekhalifahan ʿUmar, para sahabat sepakat menggunakan hijrah Nabi Muhammad sebagai titik awal era Islam.

Hijrah ini memiliki makna yang dalam, karena memisahkan kebenaran dari kesesatan. Dengan menetapkan hijrah sebagai titik awal.

Kalender Islam tidak hanya menjadi alat pengukur waktu, tetapi juga menjadi simbol identitas dan warisan umat Muslim.

Para sahabat Nabi memahami pentingnya menjaga ketertiban dan konsistensi dalam menggunakan kalender ini, sehingga memastikan bahwa perintah Allah dan Rasul-Nya tetap kita jaga.

BACA JUGA:Wajib Kamu Ketahui! 5 Alasan Mengapa Kuliah Penting Untuk Masa Depan

Hikmah di balik penamaan Hijriyah

Penamaan "hijriyah" berasal dari peristiwa hijrah Nabi Muhammad dari Mekkah ke Madinah pada tahun 622 Masehi.

Hijrah ini adalah peristiwa penting dalam sejarah Islam yang menandai perpindahan Nabi Saw dan para sahabatnya ke Madinah untuk membentuk negara Islam yang baru.

Keputusan untuk menggunakan hijrah sebagai titik awal era dalam perhitungan tahun Hijriyah adalah hasil dari pertimbangan dan kesepakatan para sahabat setelah wafatnya Nabi Muhammad.

Peristiwa hijrah memiliki makna yang dalam bagi umat Muslim. Selain menjadi pemisah antara masa kehidupan Nabi Muhammad di Mekkah dan di Madinah.

Hijrah juga merupakan awal pembentukan komunitas Muslim yang kuat dan menandai langkah awal dalam membangun fondasi Islam sebagai agama dan sistem kehidupan yang menyeluruh.

Penggunaan kalender Hijriyah, yang dimulai dari peristiwa hijrah, membantu umat Muslim tetap terhubung dengan sejarah dan identitas mereka sebagai umat Islam.

BACA JUGA:Macam-macam Jurusan Kuliah yang Gampang Dapat Kerja, Kamu Pengen Masuk Jurusan Mana?

Ini juga mengingatkan mereka akan nilai-nilai dan ajaran Nabi Muhammad ajarkan selama periode hijrah dan seterusnya.

Dengan mengetahui dan memahami sejarah perhitungan tahun Hijriyah yang berdasarkan peristiwa hijrah, umat Muslim dapat lebih menghargai dan merayakan perayaan keagamaan.

Selain itu, mereka juga diingatkan akan komitmen untuk mengikuti jejak Nabi Muhammad dan para sahabat dalam menjaga persatuan umat Muslim serta mempraktikkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari.

Demikian informasi tentang sejarah singkat penanggalan Hijriyah. Temukan banyak informasi sejarah islam lainnya hanya di radartegal.disway.id. Semoga bermanfaat.(*)

Sumber: