Berasa Uji Nyali! Keluarga Ini Tinggal di Sebuah Kampung Mati di Lebak, Banten

Berasa Uji Nyali! Keluarga Ini Tinggal di Sebuah Kampung Mati di Lebak, Banten

Kampung mati di Desa Karian, Kabupaten Lebak, Banten--https://youtu.be/H-GlBWiSlBE

RADARTEGAL.DISWAY.ID - Kampung mati adalah sebutan yang jarang terdengar. Rupanya, ada sebuah kampung mati di Kabupaten Lebak, Banten. Disebut demikian karena kampung itu tidak ada penghuninya.

Berlokasi di Desa Calon Bungur, Kecamatan Sajira, sebuah kampung bernama Karian berisi ratusan rumah kosong yang terbengkalai. Warga kampung ini meninggalkan rumah mereka, menyebabkan kampungnya menjadi kampung mati.

Warga kampung ini mengalami relokasi karena adanya pembangunan Waduk Karian. Tetapi, masih ada keluarga yang tinggal di kampung mati ini. Salah satunya bahkan pemimpin RT daerah tersebut.

Melansir Youtube Jejak Bang Ibra, beginilah potret keluarga yang tinggal di kampung mati Karian.

BACA JUGA:Hati-Hati! Ini 8 Kota dan Kampung Mati di Indonesia, Jangan Coba-Coba Mengunjunginya!

Masih Menunggu Ganti Untung Relokasi

Di kampun Karian ini, ada sekitar ratusan rumah tempat tinggal milik warga. Kini, semuanya sudah kosong. Kondisinya tidak terawat, kebanyakan atapnya sudah roboh dan kusen jendela sudah copot.

Tersisa 4 keluarga yang masih tinggal di kampung Karian. Rupanya, alasan mereka masih tinggal di sana adalah karena masih menunggu uang ganti dari relokasi pembangunan waduk.

Semenjak 2019, pembangunan waduk Karian itu diumumkan. Mulai tahun 2020, karena dampak bencana banjir bandang, warga mulai meninggalkan rumah mereka. Selanjutnya, warga mulai mendapatkan biaya relokasi. Hingga 3 tahun selanjutnya, tersisa 4 keluarga ini.

Pekerjaan warga sehari-hari bertani di ladang. Dari situ, mereka tidak mempunyai penghasilan besar. Dana dari pemerintah yang cukup dibutuhkan bagi mereka untuk membangun rumah baru.

Sulitnya Tinggal di Tengah Kampung Mati

Hidup tanpa ada satu pun tetangga tidaklah mudah. Musala selalu sepi tanpa jamaah. Di malam hari, kondisi kampung sangat gelap karena tidak ada penerangan dari rumah lain.

Sementara itu, untuk belanja, warga harus menunggu tukang sayur yang kadang lewat kadang tidak. Jika ada kebutuhan lain, mereka harus berjalan ke kampung sebelah yang jaraknya tidak dekat, yakni sekitar 2-3 kilometer.

Untuk warga laki-laki, salah satu kesulitan adalah mencari masjid ketika salat jum'at. Karena tidak ada jamaah lain di masjid di kampung Karian, mereka harus pergi ke kampung lain untuk beribadah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: https://youtu.be/h-glbwislbe