Dampak Kepopuleran Artificial Intelligence (AI) Dalam Komunikasi Bisnis, Berbahaya dan Perlu Pengawasan!

Dampak Kepopuleran Artificial Intelligence (AI) Dalam Komunikasi Bisnis, Berbahaya dan Perlu Pengawasan!

Picture by Owen Beard on Unsplash--

SLAWI, radartegal.disway.id - AI (Artificial Intelligence atau Kecerdasan Buatan) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kemampuan mesin atau komputer untuk meniru dan mengeksekusi tugas yang biasanya membutuhkan kecerdasan manusia. AI mampu memproses data, belajar dari pengalaman, mengenali pola, dan membuat keputusan atau tindakan yang cerdas secara otonom.

Pengembangan AI telah memberikan banyak manfaat dalam berbagai bidang, seperti teknologi, kesehatan, transportasi, dan banyak lagi. Contoh penggunaan AI termasuk assisten virtual, sistem pengenalan suara, mobil otonom, analisis data, dan banyak lagi. 

AI telah membantu meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan kemampuan manusia dalam berbagai aspek kehidupan. Namun, seperti teknologi lainnya, AI juga memiliki beberapa potensi bahaya yang perlu diperhatikan. 

Bahaya adanya AI untuk berbagai sektor industri termasuk komunikasi bisnis

Berikut adalah beberapa bahaya yang terkait dengan AI:

  • Privasi dan keamanan data

Penggunaan AI melibatkan pengumpulan dan pengolahan data yang luas. Bahaya yang muncul adalah kebocoran atau penyalahgunaan data yang dapat mengancam privasi individu. 

Penting untuk melindungi data dengan baik dan mengatur kebijakan privasi yang ketat untuk mencegah penyalahgunaan data oleh pihak yang tidak berwenang.

  • Pengangguran dan ketimpangan ekonomi

Perkembangan AI dapat menggantikan pekerjaan manusia dalam berbagai sektor. Ini dapat menyebabkan pengangguran massal dan ketimpangan ekonomi yang lebih besar antara mereka yang memiliki keterampilan yang relevan dengan AI dan mereka yang tidak. 

Diperlukan langkah-langkah untuk memastikan bahwa perubahan ini tidak meninggalkan sebagian besar populasi tanpa pekerjaan dan sumber penghasilan.

  • Bias dan diskriminasi

AI cenderung mempelajari dan mengambil keputusan berdasarkan data yang diberikan kepadanya. Namun, jika data tersebut memiliki bias atau prasangka tertentu, AI juga dapat memperkuat bias tersebut. 

Ini dapat menghasilkan diskriminasi dalam pengambilan keputusan, misalnya dalam rekrutmen atau sistem peradilan. Penting untuk mengawasi dan mengoreksi bias dalam data yang digunakan untuk melatih AI.

  • Keputusan mandiri dan tanggung jawab

AI yang semakin canggih dapat membuat keputusan mandiri tanpa intervensi manusia. Hal ini meningkatkan pertanyaan etis tentang siapa yang bertanggung jawab jika AI membuat kesalahan atau mengambil keputusan yang merugikan. 

Diperlukan kerangka kerja hukum dan etika yang jelas untuk menetapkan tanggung jawab dan akuntabilitas dalam penggunaan AI.

Selain itu, komunikasi bisnis melalui email juga rentan terhadap serangan siber. Beberapa ancaman yang mungkin terjadi meliputi:

  • Phishing

Sumber: