Bupati Tegal: Dakwah Islam di Era Digital Telah Mengalami Transformasi
Sejumlah santri saat mengikuti program advokasi dan dakwah di Rumah Dinas Bupati Tegal.-Yeri Noveli-
SLAWI, RADARTEGAL.DISWAY.ID – Di era digital society 5.0, aktivitas dakwah yang semula hanya mengandalkan orasi verbal atau lisan di atas mimbar melalui ceramah, pada perkembangan selanjutnya juga dilakukan lewat pendampingan kegiatan.
Itu untuk menginternalisasikan pesan-pesan keagamaan dalam kehidupan riil masyarakat.
Hal itu disampaikan Bupati Tegal Umi Azizah di hadapan ratusan santri Lirboyo dan Al-Falah Ploso saat menutup acara program advokasi dan dakwah yang diselenggarakan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Tegal di Rumah Dinas Bupati Tegal.
Umi menuturkan, kegiatan dakwah Islam erat kaitannya dengan aktivitas sosial kemasyarakatan. Namun seiring dengan dinamika kehidupan masyarakat modern, metode dakwah Islam pun telah mengalami transformasi atau pengembangan.
BACA JUGA:Reses Ketua DPRD Kabupaten Tegal, Banyak Aspirasi Warga yang Akan Diprioritaskan
“Jika dulu metode dakwah hanya berpatokan pada al hikmah, mauidzah hasanah dan mujaddalah, maka sekarang ada unsur kontekstual dimana ajaran Islam dikaitkan dengan konteks waktu dan tempat,” kata Umi.
Dengan demikian, dakwah ini akan berfungsi sebagai alat dinamisator dan katalisator perubahan yang terjadi di masyarakat.
Kompleksitas kehidupan di masyarakat menuntut adanya ruang gerak dakwah yang lebih fleksibel, termasuk adanya digitalitasi dan perkembangan teknologi informasi.
Di era sekarang, lanjut Umi, berdakwah sudah jamak dilakukan di media sosial lewat unggahan konten kreatif. Tidak sekedar mengonversi dakwah konvensional ke format digital lalu mengunggahnya ke media sosial, tapi sudah harus menyajikanya lebih menarik dengan memperhatikan aspek visual, audio, serta pesannya yang ringkas juga mudah dipahami.
BACA JUGA:Petani Pantura Kabupaten Tegal Kesulitan Pupuk, Bakhrun: Akan Dibahas di Rapat Komisi
Terlebih, struktur demografi Kabupaten Tegal saat ini didominasi oleh native digital yang jumlahnya mencapai 52 persen penduduk dari komposisi generasi Z dan millenial.
“Anak-anak muda sekarang lebih tertarik melihat konten-konten kreatif di platform media sosial, sehingga metode dakwah bil IT atau dakwah yang memanfaatkan teknologi ini sangat diperlukan,” pesan Umi.
Umi pun berharap, melalui program ini para santri yang kelak akan terjun berdakwah bisa memahami, mampu beradaptasi dengan perubahan zaman serta memperkaya diri dengan ilmu komunikasi penyiaran Islam.
BACA JUGA:9 Bus Angkutan Lebaran 2023 di Kabupaten Tegal Tidak Laik Jalan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: